"Kami sudah mengimbau petani di lapangan agar mempercepat pergerakan masa tanam padi guna mengantisipasi El Nino," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Sabtu.
Menurut dia, percepatan masa tanam padi diharapkan dapat mengurangi dampak buruk dari terjadinya fenomena El Nino di wilayah itu .
"Dengan demikian pada saat musim kemarau petani di Belitung tinggal memanen padi," ujarnya.
Ia menyebutkan, berdasarkan data di lapangan, cukup banyak petani yang telah mempercepat masa tanam padi baik di bulan Mei dan Juni guna mengantisipasi kekeringan akibat El Nino.
"Pada bulan Mei dan Juni kemarin cukup banyak petani yang sudah mempercepat masa tanam padi mereka," katanya.
Dikatakan Tenny, fenomena El Nino di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya wilayah Belitung telah berlangsung mulai Juni lalu.
Sedangkan puncak El Nino di wilayah itu diprediksi akan berlangsung pada Agustus dan September mendatang.
Menurut Tenny, sedikit atau banyak, fenomena El Nino akan berpengaruh terhadap kondisi sawah di Belitung yang sebagian besar masih tergantung dengan curah hujan.
"Memang ancaman terbesar dari fenomena El Nino adalah kekeringan dan sawah gagal panen," ujarnya.
Selain mempercepat masa tanam padi, kata Tenny, pihaknya juga mengimbau agar para petani dapat memperbaiki saluran irigasi sawah mereka.
Hal ini dilakukan agar kondisi pengairan sawah tetap berjalan lancar di tengah kondisi kemarau akibat El Nino.
Baca juga: Wamentan: Program JUT tingkatan pertumbuhan ekonomi daerah
"Termasuk sumber air yang rusak agar diperbaiki sehingga sawah tidak mengalami kekeringan, pompa air juga perlu disiapkan karena di saat kemarau ada sumber air yang harus dinaikkan dengan pompa," katanya.
Ia menambahkan, petani juga diimbau untuk menanam jenis padi yang toleran terhadap kekeringan.
"Bisa memilih jenis padi yang toleran terhadap kekeringan sehingga produksi panen nantinya tetap terjaga," ujarnya.
Tenny menyebutkan, produksi padi Belitung pada semester pertama (Januari-Juni) 2023 mencapai 323 ton Gabah Kering Giling (GKG).
"Jumlah tersebut terdiri dari produksi padi sawah sebanyak 318,9 ton GKG dan padi ladang 4,1 ton GKG," katanya.
Ia optimistis, petani di daerah itu dapat melewati dampak buruk dari berlangsungnya fenomena El Nino nanti.
"Memang kondisi cuaca di Belitung sulit diprediksi atau tidak menentu, misalnya hari ini panas besok hujan, jadi bisa dikatakan tidak ekstrem seperti di daerah luar," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Pusat siapkan Rp8 triliun antisipasi dampak El Nino
Baca juga: Kementan intervensi Jateng dalam antisipasi dampak El Nino
Baca juga: 100 ribu ha sawah Jateng disiapkan jadi penyangga pangan
Pewarta: Kasmono
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023