"Di tengah krisis multidimensi, tidak ada pilihan lain selain bekerja sama. Paradigma kolaborasi harus dikedepankan," ujarnya dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menteri Siti memimpin Delegasi Republik Indonesia pada G20 Environment and Climate Sustainability Ministerial Meeting yang diselenggarakan di Kota Chennai, Negara Bagian Tamil Nadu, India, pada Jumat.
Baca juga: Menteri LHK ungkap komitmen kuat Indonesia atasi perubahan iklim
Pertemuan tingkat menteri itu membahas isu-isu penting seperti mitigasi perubahan iklim, adaptasi, dan sarana implementasi atau pembiayaan iklim.
Pertemuan tersebut juga fokus pada degradasi lahan, keanekaragaman hayati dan deforestasi, ekonomi biru, dan mempromosikan ekonomi sirkular.
"Saya yakin bahwa di bawah bimbingan Kepresidenan India, G20 akan mencapai banyak hasil penting," kata Siti.
Ia mengatakan G20 harus menjadi katalisator dan mengambil peran utama dalam mengimplementasikan sejumlah komitmen lingkungan global.
Baca juga: Menteri LHK sebut polusi sampah masih jadi masalah global
Pada forum itu, Menteri Siti juga memberikan intervensi singkat terkait isu lahan dan keanekaragaman hayati, serta pengelolaan sumber daya air.
Di bidang lahan dan keanekaragaman hayati, Indonesia menekankan sinergi antara inisiatif baru kepresidenan India dan inisiatif G20 sebelumnya untuk mengurangi lahan terdegradasi.
Indonesia juga melihat urgensi untuk meningkatkan upaya dalam memulihkan ekosistem dan menempatkan aksi lahan dan keanekaragaman hayati dalam konteks pembangunan berkelanjutan yang menggabungkan pertimbangan lingkungan dengan ekonomi dan sosial.
Baca juga: Menteri LHK ingin generasi muda berperan dalam gerakan keadilan iklim
Menteri Siti mengambil kesempatan pertemuan tersebut untuk mengundang seluruh negara anggota G20 untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam Forum Air Sedunia Ke-10 yang diselenggarakan di Bali, pada 18-24 Mei 2024.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023