"Doksuri sepertinya akan menjadi badai terkuat yang melanda di selatan Fujian sejak 2017, memaksa warga evakuasi dan menutup usaha serta sekolah,"

Istanbul (ANTARA) - Topan Doksuri menewaskan sedikitnya 13 orang dan berdampak bagi ratusan ribu warga di Filipina, juga memicu evakuasi besar-besaran di China pada Jumat (28/7).

Menurut Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina, 13 orang tewas sementara 500 ribu lainnya terdampak di negara Asia Tenggara.

Sebanyak 42 ribu orang mengungsi akibat situasi cuaca buruk yang disebabkan angin kencang dan hujan yang dibawa badai, yang juga mencederai 12 orang di negara itu, menurut harian Phil Star.

Sementara itu, badai juga melanda barat daya China di hari yang sama.

"Doksuri sepertinya akan menjadi badai terkuat yang melanda di selatan Fujian sejak 2017, memaksa warga evakuasi dan menutup usaha serta sekolah," lapor kantor berita Xinhua yang berpusat di Beijing.

Dampak angin kencang dan hujan lebat itu dirasakan oleh 724.600 orang, termasuk 45 ribu orang di antaranya dipindahkan ke tempat aman dan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 52,27 juta yuan (sekitar Rp110,2 milyar).

Topan yang menerima peringatan merah atau tingkat paling parah dari Pusat Meteorologi Nasional itu menyebabkan angin kencang dan hujan lebat di provinsi Fujian saat melanda wilayah tepi pantai kota Jinjiang, menurut berita media China CGTN.

Ini merupakan topan kelima yang melanda China tahun 2023 dan diperkirakan bergerak menuju barat laut negara itu.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Topan Doksuri menguat, China naikkan tanggap darurat level tertinggi
Baca juga: BMKG: Siklon tropis Doksuri picu kecepatan angin perairan Sulut

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023