salah satu cara yang mudah untuk memajukan kebudayaan secara digital yakni dengan menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok dan Facebook yang selama ini banyak diakses masyarakat
Garut, Jabar (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong masyarakat untuk memajukan produk kebudayaan dengan memanfaatkan digital sehingga siapapun bisa mengetahui tanpa terhalang waktu dan jarak.
"Sekarang kita bisa rapat di mana pun dengan siapapun di tempat yang berbeda dalam waktu bersamaan, kenapa tidak hal serupa diterapkan pada semua produk budaya juga," kata Kepala Pokja Pembinaan Lembaga Kebudayaan pada Direktorat Pembinaan Kebudayaan Kemendikbudristek, Wawan Yogaswara di Garut, Jawa Barat, Jumat.
Ia mengatakan Kemendikbudristek selama ini berupaya menyosialisasikan dorongan itu dengan menggelar kegiatan seperti yang diselenggarakan di Kabupaten Garut bertemakan "Pemanfaatan Teknologi dalam Pemajuan Kebudayaan" yang berlangsung Kamis (27/7).
Kemendikbudristek, kata dia, dengan berbagai upaya terus mendorong penerapan digitalisasi semua produk budaya di Indonesia dengan menjalin kolaborasi para budayawan dan konten kreator dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Ia mencontohkan salah satu cara yang mudah untuk memajukan kebudayaan secara digital yakni dengan menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok dan Facebook yang selama ini banyak diakses masyarakat.
"Misal Instagram dan TikTok yang dapat digunakan sebagai sarana, sejauh ini para pelaku tersebut sudah memiliki media sosial lain berupa Facebook, tapi penggunaannya tidak berkaitan dengan apa yang mereka geluti, ini sangat disayangkan," katanya.
Era digital saat ini, kata dia, cukup mudah mengenalkan berbagai kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia, termasuk Garut yang bisa mengenalkan lebih luas melalui media sosial.
Ia mencontohkan pemanfaatan digital untuk menayangkan kesenian adu ketangkasan domba Garut yang dapat dinikmati masyarakat tidak harus datang ke arena, tapi pelaku seni bisa menyiarkannya melalui sarana media sosial sehingga masyarakat yang jauh bisa tetap menyaksikan.
"Misalnya nonton seni adu domba Garut, nanti tidak harus dilakukan di tempat kesenian itu digelar, tapi bisa secara live ditonton pada jarak yang sangat jauh sekali pun, bisa juga seni adu domba Garut ini dibuat suatu game, jadi bagaimana supaya anak muda itu tertarik," katanya.
Ia berharap perkembangan teknologi dan kebudayaan tidak lagi ada jarak, melainkan sudah seharusnya menyatu dan berkolaborasi untuk saling mendukung dalam rangka menjaga kelestarian kebudayaan dan kesenian yang dimiliki bangsa Indonesia.
Budaya dan teknologi, lanjut dia, saat ini seolah terpisah dan berbeda, padahal penggunaan teknologi dalam setiap kebudayaan yang dimiliki masyarakat dinilai mampu meningkatkan upaya penyebarluasan dokumentasi, informasi sampai pengetahuan.
"Di satu sisi teknologi itu maju atau modern, di sisi lain masyarakat menganggap kebudayaan itu kuno karena bersifat tradisional, padahal budaya dan teknologi bisa dikolaborasikan," katanya.
Ia memastikan upaya pemajuan kebudayaan melalui digitalisasi tidak akan menghilangkan unsur asli dari budaya itu sendiri.
Justru, lanjut dia, pemajuan kebudayaan akan membuat suatu budaya dikemas menjadi lebih baik sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman, untuk itu pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun konten kreator memperkenalkan peran teknologi dalam memajukan kebudayaan Indonesia.
"Harapannya dalam lima tahun ke depan sudah berjalan, ini sebetulnya lebih ke penguatan konten untuk para konten kreator, supaya intens mempromosikan kebudayaan melalui media sosial," kata Wawan Koswara
Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah mendukung adanya upaya pemanfaatan digitalisasi dalam penyebaran informasi tentang budaya melalui media sosial, sehingga bisa dikenal masyarakat luas.
Ia menyebutkan budaya memiliki arti luas, tidak hanya tentang tarian maupun pencak silat, tapi ada yang lainnya misalkan suatu bangunan yang memiliki pengaruh kedaerahan, maupun makanan tradisionalnya.
"Makanan tradisional yang dihasilkan masyarakat juga merupakan budaya," demikian Ferdiansyah.
Baca juga: Akademisi tekankan pentingnya digitalisasi budaya di Indonesia
Baca juga: Kompetensi budaya diperlukan agar bijak interaksi di medsos
Baca juga: Akademisi sebut ASN perlu pahami budaya digital
Baca juga: Kemenag dorong guru madrasah perkokoh budaya digital
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023