Jakarta (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyatakan bahwa negara telah hadir mengangkat harkat dan martabat para pekerja migran Indonesia.

"Negara benar-benar hadir mengangkat harkat dan martabat pekerja migran Indonesia. Pekerja migran dilindungi UU, dari sebelum berangkat, selama bekerja di luar negeri, dan setelah kembali ke Tanah Air," ujar Kepala BP2MI Benny Ramdhani dalam pembekalan 20 Calon PMI bidang keperawatan ke Singapura, Jakarta, Jumat.  
​​​​​​
Ia mengatakan perlindungan negara ada tiga hal, yakni perlindungan ekonomi, sosial, dan perlindungan hukum, termasuk mendapatkan asuransi. 

Menurutnya, perlindungan pekerja migran tidak lepas dari peran Presiden RI Joko Widodo yang memiliki keperdulian yang tinggi mengingat pekerja migran Indonesia adalah penyumbang devisa terbesar, yakni Rp159,6 triliun per tahun, atau kedua setelah sektor migas.  

"Adik-adik harus berangkat dengan kepala tegak, kembali ke Tanah Air dengan membusungkan dada. Dahulu peran penting pekerja migran Indonesia dalam pembangunan dan kontribusinya tidak diekspos. Sekarang tidak demikian, saya kampanyekan itu bahwa pekerja migran Indonesia adalah pahlawan devisa," tuturnya.

Kini, Benny mengatakan setiap pelepasan pekerja migran Indonesia ke luar negeri selalu dihadiri oleh pejabat negara, layaknya melepas kontingen olimpiade.

"Bedanya adalah kalau kontingen olimpiade dilepas negara sebagai duta bangsa untuk bertarung dalam event perlombaan, sementara PMI dilepas sebagai duta bangsa untuk berkompetisi merebut peluang kerja di luar negeri," ujarnya.  

Dalam kesempatan itu, Benny berpesan agar para pekerja migran Indonesia tetap menjaga nama baik dan tetap bangga sebagai orang Indonesia.

"Di negara penempatan tentunya kultur budaya dan lingkungannya berbeda, pasti ada pengaruh yang harus kalian bentengi. Hal-hal baik kita ambil, tidak hanya gaji ambil tapi juga transfer pengetahuan," ucapnya.

Dalam kesempatan sama, CEO Binawan Group, Said Saleh Alwaini berkomitmen menjaga kolaborasi dengan BP2MI terkait pekerja migran Indonesia.   

Ia menargetkan akan mengirim sekitar 2.000 pekerja migran Indonesia, khususnya perawat ke Singapura. Diharapkan, para pekerja migran itu juga dapat melakukan transfer pengetahuan setelah kembali ke Tanah Air.  

"Target kita yaitu 10.000 pekerja migran Indonesia dalam waktu 1 sampai 2 tahun ke depan akan kita tempatkan ke sejumlah negara, salah satunya Singapura. Insya Allah, 10 atau 20 tahun lagi mereka pulang bangun rumah sakit, bangun klinik, bangun daerah, dan bangun negara," tuturnya.  

Baca juga: BP2MI: e-KTKLN bukan dokumen wajib PMI kembali ke negara penempatan

Baca juga: Kepala BP2MI: Kawan dan Perwira PMI garda depan lawan sindikat ilegal

Baca juga: BP2MI kembali berangkatkan pekerja migran ke Jerman
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023