Surabaya (ANTARA News) - Anggota Tim Ahli ITS Surabaya, Ir Lily Pudjiastuti MT, menyatakan pihaknya baru dapat mengumumkan kandungan lumpur panas di lapangan gas yang dikelola Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo pada pekan depan.
"Kalau sekarang masih belum selesai dan mungkin terjadi terus, karena itu hasil analisa akan kami umumnya pada minggu depan saja," ujar koordinator tim Studi Amdal Pengembangan/ Eksploitasi Lapangan Gas Lapindo Brantas Inc itu kepada ANTARA News di Surabaya, Jumat.
Menurut Sekretaris Pusat Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) LPPM ITS Surabaya itu, pihaknya sudah mengambil sampel pada beberapa titik lumpur, namun masing-masing titik masih sering ada perbedaan.
"Karena itu, kami membutuhkan waktu lama untuk melakukan analisa secara hati-hati, apalagi luapan lumpur di lokasi terjadi secara beruntun. Selain itu, kami tidak hanya meneliti kandungan lumpur, namun dampak untuk air, tanah, dan udara," ungkapnya.
Ia menjelaskan dari empat lapangan milik Lapindo Brantas Inc itu tercatat 49 sumur pengembangan, namun baru 21 sumur yang dibor dan sembilan diantaranya sudah berproduksi secara komersial.
"Tapi, tim Amdal ITS belum berperan, karena Amdal itu diawali dengan UKL (Upaya Kelola Lingkungan) dan UPL (Upaya Pemanfaatan Lingkungan) yang dilakukan BP Migas selaku pengawas eksplorasi, sedangkan tim Amdal ITS merupakan tim yang ditunjuk KLH untuk mengawasi proses pengembangan dan eksploitasi," katanya.
Senada dengan itu, sekretaris tim ahli ITS, Dr Makky S Jaya, mengakui Tim Ahli ITS memang bekerja dalam empat tim yakni sosial, lingkungan, permukaan (lumpur), dan bawah permukaan atau sub-surface (tanah).
"Semua tim itu bekerja dalam empat tahap yakni pengambilan dan penelitian sampel, hidrolik, ekstraksi (laboratoris), dan analisa," ucap Makky yang juga tergabung dalam tim bawah permukaan itu.
Menurut dia, tim ahli ITS sudah menyelesaikan tiga tahap dan kini memulai tahap ke-empat yang merupakan tahap analisa. "Tim saya sendiri sudah meneliti rekahan tanah di permukaan, di bawah tanah, dan sekaligus struktur bawah tanah," paparnya.
Dari penelitian itu, tim sub-surface akan dapat menyimpulkan jumlah lumpur yang ada di luar, seberapa besar kadar lumpur yang masih tersisa, struktur dan geometris tanah untuk menghentikan luapan lumpur, dan juga kandungan lumpur yang dibantu tim lingkungan.
"Kalau tim permukaan akan meneliti kandungan lumpur dan cara terbaik untuk membuang lumpur sebagai solusi terhadap ribuan meterkubik lumpur yang sudah tumpah, seperti rencana pembuatan bak penampungan lumpur yang akan dibantu tim Zipur Kodam V/Brawijaya," kilahnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006