Kantor berita Xinhua mengemukakan hal itu telah memicu kecaman dari ahli arkeologi dan para pegiat.
Blakhiyeh, pada zaman dulu biasa digunakan oleh warga Kanaan sebagai pelabuhan dagang untuk menghubungkan Palestina dengan belahan lain dunia.
Lokasi tersebut, yang dihuni dari 800 SM sampai 1100 M, diduga memiliki banyak harta terpendam.
Akibat kekurangan dana perawatan, lokasi tersebut saat ini ditutup .
Lima tahun lalu, sayap bersenjata HAMAS, Brigade Al-Qassam, mendirikan kompleks pelatihan militer di dekat lokasi kuno itu.
Ketika rakyat Palestina di Jalur Gaza menghadapi konflik sengit dengan Israel pada 2009 dan 2012, lokasi arkeologi tersebut dihantam rudal udara-ke-darat dan mengalami banyak kerusakan.
Sekarang, para ahli arkeologi dan aktivis sejarah khawatir warisan budaya itu akan hancur karena dijadikan kompleks latihan militer.
"Menggunakan lokasi tersebut buat pelatihan militer dan mendatangkan buldozer untuk meratakan lokasi itu bisa menimbulkan kerusakan parah pada mosaik," kata Mustafa Ibrahi, seorang aktivis kepada Xinhua.
Ibrahim menyatakan apa yang telah terjadi pada lokasi Blakhiyeh "merupakan pelanggar nyata terhadap sejarah dan peradaban rakyat Palestina".
Faddel el-O`tol, penjabat wakil delgasi Prancis bagi arkeologi di Jalur Gaza, memberitahu Xinhua eksploasi Daerah Blakhiyeh dimulai pada 1994.
"Tempat tersebut berisi potongan benda arkeologi yang berasal dari zaman Yunani pada 330 SM, termasuk Tembok Romawi sepanjang 120 meter yang berasal dari tahun 100 M dan beberapa rumah serta Gerja Bermosai, yang dibangun selama Masa Bizantium dan berasal dari Abad Ke-5," katanya.
Lokasi itu telah dimasukkan ke dalam Tentative List Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
(C003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013