"Nah itu menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, bagaimana bisa memantau dengan baik," kata Ida Mahmudah saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Ida menegaskan, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta harus segera mengerahkan petugas untuk menjaga Hutan Kota di DKI khususnya di Jakarta Timur yang terindikasi sebagai tempat berkumpulnya LGBT.
Baca juga: Jakarta Timur perbaiki pagar Hutan Kota Cawang
Selain itu, menurut dia, pentingnya CCTV segera dipasang maupun memastikan masih aktif atau tidak oleh petugas yang dikerahkan.
"Harus dimaksimalkan kehutanan kita agar tidak dimanfaatkan hal yang tidak kita inginkan," katanya.
Kendati demikian, Ida menambahkan, tidak hanya pemerintah namun juga perlu partisipasi masyarakat untuk memantau taman maupun hutan di lingkungan masing-masing.
"Taman, hutan itu kan bisa digunakan untuk pertemuan dengan masyarakat lain sehingga perlu dijaga agar tidak tercemar dengan hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Ida menyatakan perwakilan dari komisinya akan menjadwalkan ke lokasi tersebut untuk meninjau langsung lokasi yang diduga menjadi tempat berkumpulnya LGBT.
Baca juga: Pelaku asusila di Hutan Kota Jaktim dari LGBT kalangan "atas"
Kepala Seksi Taman Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur, Yanti Rosanna saat dihubungi menuturkan lokasi tersebut bukan merupakan aset pemerintah daerah tapi milik PT Jasa Marga.
"Itu masih Jasa Marga, nah kita-kita hanya kebagian tugas dalam pemeliharaannya saja," ujar Yanti.
Terkait pengamanan, pihaknya belum bisa memasang CCTV lantaran belum ada anggaran termasuk untuk perangkat lainnya seperti internet dan WiFi yang membutuhkan instalasi.
Kendati demikian, pihaknya telah mengerahkan sebanyak dua petugas serta pengamanan yang terbatas mengelilingi hutan kota seluas 35 ribu meter persegi (M2).
"Kita sudah pasang satu tiang lampu penerangan jalan umum (PJU) dan 10 lampu tembak. Ini masih berlanjut melihat kondisi," katanya.
Baca juga: UKI tegaskan Hutan Kota tidak berada di dalam area kampus
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023