Brussels (ANTARA News) - Kebijakan pengetatan ekonomi yang diadopsi untuk mengobati krisis utang telah meningkatkan pengangguran di sejumlah negara dan menurunkan harapan peningkatan taraf hidup, kata Komisi Eropa seperti dikutip AFP, Selasa.
"Efek sebaliknya dari pemangkasan anggaran pemerintah dan peningkatan pajak terhadap lapangan kerja dan standard hidup, semakin kentara di sejumlah negara anggota Uni Eropa.
"Krisis sosial di Eropa tetap mengkhawatirkan dan di sejumlah negara anggota tak ada tanda-tanda terwujudnya perbaikan," kata Komisioner Lapangan Kerja dan Hubungan Sosial Laszlo Andor dalam satu pernyataan.
Gambarannya semakin kelam saja. Di 27 negara anggota Uni Eropa tingkat pengangguran mencapai 10,8 persen pada Januari lalu atau lebih dari 26 juta orang menganggur, sedangkan pada 17 negara zona euro angka ini mencapai rekor 11,9 persen.
Ketika pemerintah-pemerintah di Uni Eropa mengencangkan anggaran untuk menyeimbangkan neraca keuangannya, perekonomian nasional menderita karena upah jatuh dan kesejahteraan sosial dipangkas sehingga memaksa rumah tangga-rumah tangga bertahan dengan menekan belanja.
Pengangguran usia muda berada pada tingkat mengkhawarkan hingga rata-rata 24 persen di Uni Eropa, dipimpin Spanyol dan Yunani yang angkanya mencengangkan sampai di atas 50 persen.
"Bagian penduduk Uni Eropa yang mengalami tekanan keuangan masih tetap di atas tingkat yang diperkirakan sedekade sebelumnya dan mempengaruhi hampir satu untuk setiap empat rumah tangga berpendapatan rendah," demikian isi laporan Uni Eropa itu.
Kesejahteraan membantu melonggarkan dampak awal krisis, namun dari 2010 terbukti kurang efektif karena pemerintah-pemerintah telah dipaksa memotong anggaran akibat melambatnya ekonomi yang memberi mereka sedikit pilihan, demikian laporan itu seperti dikutip AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013