Saya dan beberapa pengurus di Kepri mengikuti Kongres Luar Biasa PSSI dari awal hingga akhir, tetapi sama sekali tidak dibahas dualisme Pengprov itu,"

Tanjungpinang (ANTARA News) - Ketua PSSI Kepri Roma Ardadan menilai masalah dualisme pengurus provinsi (Pengprov) PSSI masih belum tuntas karena KLB beberapa waktu lalu tidak membicarakan hal tersebut.

"Saya dan beberapa pengurus di Kepri mengikuti Kongres Luar Biasa PSSI dari awal hingga akhir, tetapi sama sekali tidak dibahas dualisme Pengprov itu," kata Roma di Tanjungpinang, Selasa.

Ia menyatakan bahwa pembentukan pengurus provinsi di bawah pimpinannya sah jika dilihat dari kekuatan hukumnya. Sebab, pengurus PSSI Kepri di bawah kepemimpinannya dilahirkan dari proses pemilihan yang demokratis.

Sedangkan kepengurusan PSSI di bawah pengurus sebelumnya telah habis pada Januari 2013 yang lalu.

"Kepengurusan kami sah, karena kami dipilih oleh seluruh pengcab dan klub anggota PSSI yang ada di Kepri. Kemudian, kami diangkat lewat Surat Keputusan (SK) Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dan hingga saat ini belum dicabut," tegasnya.

Tidak hanya permasalahan itu, kepengurusan 18 pengprov lainnya dan PSSI di bawah pimpinannya juga mengantungi surat rekomendasi dari KONI Kepri. Atas dasar itulah, Roma menilai wajar jika 18 Pengprov lain mengajukan gugatan ke pengadilan arbitrase internasional (CAS).

"Saya mencoba memahami dinamika yang terjadi di PSSI pusat. Namun akhirnya saya mengambil keputusan untuk tidak ikut larut dalam konflik yang terjadi saat ini. Biarlah masyarakat menilai sendiri," kata Roma.

Menurutnya, hal yang sangat penting dilakukan saat ini adalah bagaimana menggairahkan sepakbola di Kepri. Selama hampir satu tahun kepemimpinannya, Roma mengakui bahwa pihaknya sudah berusaha untuk mengerjakan program-program PSSI meski masih mengalami kekurangan disana-sini.

"Kami sudah berusaha maksimal dengan segala keterbatasan yang ada. Tapi dengan komitmen yang ada bersama teman-teman pengurus yang lain, kami bersyukur beberapa program sudah terlaksana dan animo masyarakat sangat tinggi," katanya.

Untuk perkembangan sepak bola di Kepri sendiri, Roma berharap agar Pengcab dapat terus menjalankan program-program yang telah disusun. "Saya dan seluruh rekan-rekan pengurus berharap kegaduhan ini tidak mematikan bibit potensial yang ada di Kepri. Karena saya melihat Kepri mempunyai banyak bibit potensial yang harus di pupuk terus," katanya.

Untuk itu, ia berjanji untuk tetap berkecimpung memajukan sepakbola yang ada di Kepri. "Saya dan rekan-rekan pengurus yang lain tidak kapok mengurusi sepak bola di Kepri. Saya akan berupaya terus melakukan yang mampu kami lakukan dengan biaya kami sendiri demi majunya sepakbola di sini," ucapnya.

Roma mengungkapkan, selama kepengurusan Pengprov, beberapa kegiatan yang sudah dilangsungkan antara lain adalah pelaksanaan divisi III. Saat itu, YSK 757 berhasil promosi ketingkat wilayah.

Sedangkan di divisi II, PS Karimun berhasil lolos ke divisi II. Selama pengurusannya, Pengprov Kepri juga membantu membidani kelahiran Pengcab Kabupaten Anambas dan penataan seluruh Pengcab-Pengcab se-Kepri.

Tak hanya itu, Pengprov PSSI Kepri kerap mengadakan kegiatan sepakbola seperti roadshow ke daerah. Bahkan pada perhelatan Piala Eropa yang lalu, Pengprov Kepri menggelar nonton bareng sepak bola di Tanjungpinang yang berhadiah sepeda motor.

(KR-NP/D011)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013