Seoul (ANTARA) - Korea Utara (Korut) menyampaikan "sambutan hangat" kepada delegasi China yang tiba di Pyongyang pekan ini untuk menghadiri peringatan 70 tahun gencatan senjata Perang Korea, menurut media pemerintah pada Kamis.
Delegasi pemerintah-partai yang dipimpin Li Hongzhong, anggota Politbiro Partai Komunis China, tiba di ibu kota Korut pada Rabu untuk menghadiri perayaan Hari Kemenangan pekan ini, menurut Stasiun Penyiar Pusat Korea milik pemerintah Korut.
Perang Korea, yang dimulai dengan invasi Korut, berakhir dengan Kesepakatan Gencatan Senjata pada 27 Juli 1953.
Korut merayakan tanggal penandatanganan gencatan senjata tersebut sebagai Hari Kemenangan dari apa yang mereka sebut sebagai Perang Besar Pembebasan Tanah Air.
Korut mengundang pejabat China dan Rusia ke perayaannya tahun ini, menandai tamu asing pertamanya sejak penutupan perbatasan yang dilakukan sendiri oleh Pyongyang karena COVID-19 pada awal 2020.
Dalam pidatonya pada jamuan selamat datang pada Rabu, Kim Sung-nam, Direktur Departemen Internasional Partai Buruh Korea yang berkuasa, menyatakan "rasa hormat yang tulus" kepada tentara dan veteran China yang tewas saat membantu Korut selama perang tersebut.
"Kami tidak akan pernah melupakan jasa dan prestasi heroik mereka, yang telah menorehkan catatan-catatan gemilang dalam sejarah Perang Besar Pembebasan Tanah Air dan hubungan bilateral yang bersahabat," kata Kim.
Menanggapi hal itu, Li mengatakan negaranya "bersedia" untuk memacu perkembangan hubungan China-Korut, dan berkontribusi mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Jaringan radio tersebut menyebutkan Korut juga mengadakan pesta terpisah untuk delegasi Rusia, yang dipimpin Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, yang tiba di Korut pada Selasa.
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah spekulasi bahwa Korut menyediakan senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang Moskow dengan Ukraina. Korut membantah tuduhan yang disampaikan Amerika Serikat (AS) tersebut.
Dalam sebuah pidato, Menteri Pertahanan Korut Kang Sun-nam menyuarakan "dukungan penuh" untuk perang Rusia dengan Ukraina, dan berjanji memperkuat kerja sama dengan Rusia untuk melawan AS.
"Kami mendukung penuh tentara Rusia dan perjuangan rakyat untuk keadilan, dan tentara kami menegaskan kembali sikap bahwa kami akan meningkatkan kerja sama dan solidaritas dengan Rusia dalam perjuangan melawan imperialis," katanya.
Kang dan Shoigu menggelar perundingan pada hari sebelumnya, di tengah spekulasi bahwa mereka mungkin mendiskusikan isu impor senjata Korut oleh Moskow.
Para pengamat mengatakan Korut tampaknya ingin memanfaatkan perayaannya itu untuk secara terbuka memamerkan hubungan dekatnya dengan China dan Rusia dalam menghadapi kerja sama pertahanan yang diperkuat antara Korea Selatan, AS dan Jepang melawan provokasi Pyongyang.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Delegasi 22 negara akan ikuti upacara gencatan senjata Perang Korea
Baca juga: Peringati 73 tahun Perang Korea, PM Korsel janjikan pertahanan kuat
Penerjemah: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023