New York (ANTARA) - Federal Reserve AS pada Rabu (26/7/2023) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 5,25-5,5 persen, level tertinggi dalam lebih dari dua dekade, karena terus meningkatkan perjuangannya melawan inflasi.
Ini adalah kenaikan suku bunga ke-11 sejak The Fed memulai kampanye kenaikan suku bunga yang agresif pada Maret 2022, membawa suku bunga dana federal ke level tertinggi sejak awal 2001.
"Indikator baru-baru ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi telah berkembang pada kecepatan yang moderat. Perolehan pekerjaan telah kuat dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran tetap rendah. Inflasi tetap tinggi," Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan pengaturan kebijakan Fed, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (26/7/2023) sore, setelah pertemuan kebijakan dua hari.
Baca juga: Federal Reserve AS miliki jalan panjang untuk jinakkan inflasi
FOMC "berusaha untuk mencapai pekerjaan maksimum dan inflasi pada tingkat 2,0 persen dalam jangka panjang. Untuk mendukung tujuan ini, komite memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga dana federal menjadi 5,25-5,50 persen," katanya.
Selain itu, FOMC mengatakan akan terus mengurangi kepemilikannya atas sekuritas pemerintah dan utang agensi serta sekuritas yang didukung hipotek agensi, seperti yang dijelaskan dalam rencana yang diumumkan sebelumnya.
"Komite sangat berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke target 2,0 persen," tambahnya.
Indikator ekonomi terbaru menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS melambat menjadi 3,0 persen tahun ke tahun pada Juni, terendah sejak Maret 2021, tetapi masih di atas kisaran target bank sentral sebesar 2,0 persen.
The Fed menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan lalu, setelah sepuluh kenaikan berturut-turut sejak Maret 2022.
Baca juga: Federal Reserve AS hentikan kenaikan suku bunga
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023