Yangon (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa akibat kerusuhan di Meikhtila, Wilayah Mandalay di Myanmar utara, telah naik jadi 40 hingga 24 Maret, demikian laporan media resmi, Selasa.

Jumlah korban jiwa tersebut naik jadi 40 dari 32, saat delapan mayat ditemukan di antara puing ketika prajurit militer membersihkan puing akibat kerusuhan yang berlangsung selama tiga hari di Meikhtila sejak 20 sampai 22 Maret.

Akibat kerusuhan tersebut 9.600 orang kehilangan tempat tinggal.

Situasi saat ini di kotapraja tersebut dikatakan telah kembali normal, setelah pengumuman keadaan darurat di empat daerah kritis pada 22 Maret dengan campur tangan militer untuk membantu mewujudkan perdamaian di daerah itu.

Satuan militer lokal, anggota organisasi sosial dan staf kotapraja membersihkan puing selama beberapa hari belakangan akibat kerusuhan tersebut, demikian laporan Xinhua.

Kendati keadaan di Meikhtila tenang, kerusuhan dilaporkan menyebar ke dua daerah lagi termasuk Yemethin dan Tatkon di wilayah yang sama, tempat lebih dari 55 rumah dan beberapa sarana ibadah kembali dibakar oleh kelompok massa yang tidak dikenal.

Sementara itu, beredar desas-desus mengenai kerusuhan yang akan terjadi di Kotapraja Mingala Taungnyunt di Yangon, Senin sore waktu setempat, sehingga membuat panik warga di satu pasar besar di sana.

Setelah desas-desus tersebut, Tim Penerangan Pemerintah Myanmar mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan pemerintah akan melakukan tindakan guna memantau dan menangani segala bentuk kerusuhan termasuk dorongan yang mengarah kepada ketegangan rasial dan agama sejalan dengan hukum dan undang-undang dasar.

Pernyataan tersebut juga menyampaikan pemerintah menyediakan bantuan akomodasi darurat dan keamanan penuh untuk korban kerusuhan.

Pemerintah juga akan menyelenggarakan lokakarya dengan tujuan membangun kembali kepercayaan antara masyarakat yang dilanda konflik.


Penerjemah : Chaidar Abdullah

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013