Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan bisa dicapai dengan menerapkan teknologi baru yang bersahabat.
"Intinya, stop kelola tanah, air, udara secara ugal-ugalan. Jangan ada pemberian pupuk, pestisida secara berlebihan, itu merusak tanah, air dan udara," kata Dedi.
Dedi menjelaskan, saat ini, ada sejumlah teknologi baru yang lebih ramah lingkungan dan merupakan hasil dari penelitian dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang bisa dipergunakan untuk menjaga lingkungan, utamanya pada sektor pertanian.
Menurutnya, sejumlah hasil penelitian yang bisa dipergunakan tersebut antara lain adalah pupuk cair hayati, pupuk organik, pestisida alami dan lainnya. Ia berharap, konsep pertanian ramah lingkungan bisa segera diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.
"Banyak sekali teknologi-teknologi yang ternyata sudah dihasilkan oleh P4S. Teknologi yang ramah lingkungan, bersahabat dengan tanah, air dan udara. Pelatihan ini, mengangkat pertanian ramah lingkungan dengan tujuan tersebut," katanya.
Ia menambahkan, penggunaan bahan-bahan kimia secara berlebihan, tidak akan meningkatkan hasil serta kualitas pertanian. Oleh karena itu, salah satu sektor yang diperhatikan pemerintah agar bisa menerapkan konsep pertanian ramah lingkungan adalah pada lahan pertanian intensif.
"Tinggal implementasinya harus dilakukan secara masif di seluruh Indonesia, termasuk di lahan-lahan pertanian intensif. Karena lahan pertanian intensif itu yang sering menjadi permasalahan kerusakan lahan pertanian kita," katanya.
Pelatihan satu juta petani dan penyuluh yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian tersebut merupakan agenda intelektual yang secara konsisten diselenggarakan oleh Badan PPSDM Pertanian.
Pelatihan akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 26 – 28 Juli 2023 secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan kabupaten kota, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia ataupun lokasi titik kumpul lainnya.
Kurikulum pelatihan tersebut meliputi, kebijakan pengembangan pertanian ramah lingkungan, landscaping lahan pertanian, teknologi konservasi tanah dan air, penerapan Integrated Farming sistem skala kecil dan industri, pemprosesan pestisida organik dan lainnya.
Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumberdaya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi, untuk mencapai peningkatan produktivitas berkelanjutan.
Selain itu juga secara ekonomi menguntungkan, diterima secara sosial budaya dan berisiko rendah, serta tidak merusak atau mengurangi fungsi lingkungan.
Baca juga: PTBA dukung pertanian ramah lingkungan
Baca juga: PAI dukung percepatan pertanian ramah lingkungan tekan emisi karbon
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023