Rasisme meninggalkan stigma mendalam...Rasisme bukan soal yang dapat dipandang remeh

Roma (ANTARA News) - Penjaga gawang timnas Italia, Gianluigi Buffon bersetuju dengan Kevin-Prince Boateng yang berpendapat bahwa rasisme dalam sepak bola seperti malaria karena itu rasisme harus diberantas.

Gelandang Milan Boateng telah berbicara di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada pekan ini mengenai perilaku rasis yang melanda dunia olah raga, sebagaimana dikutip dari laman Football Italia.

"Boateng benar, rasisme dalam sepak bola seperti malaria, karena itu harus diberantas," kata Buffon kepada Rai Sport.

"Rasisme merupakan masalah yang peka. Rasisme meninggalkan stigma mendalam. Banyak tindakan pelecahan yang serius berkaitan dengan rasisme. Rasisme bukan soal yang dapat dipandang remeh," kata penjaga gawang Juventus itu.

Buffon kemudian menjawab pertanyaan soal kehidupan pribadinya. "Soal itu tidak seperti yang anda kerapkali temukan. Saya masih harus berkomitmen secara profesional. Saya seperti layaknya manusia biasa. Saya tinggal bersama dengan keluarga, dan siap mendongeng kepada anak-anak saya," katanya juga.

"Istriku seorang juru masak jempolan, sehingga ia memfokuskan diri dengan soal-soal itu. Ketika tinggal sendiri di Parma, saya memasak sendiri. Saya ahli memasak pasta dengan tuna," katanya.

"Apakah saya cemburu? Tidak. Saya menaruh hormat dan mempercayai dia. Cinta dan kesetiaan memerlukan banyak tantangan. Hobi saya banyak, dan saya juga belajar bahasa Inggris," kata Buffon.

Buffon juga terkesan dengan Paus Fransiskus, sebagai pemimpin umat Katolik sedunia. "Ia punya wajah yang sumringah dan hati yang mulia," katanya

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013