China telah menjadi sekutu Rusia paling penting sejak tahun lalu, ketika hubungan tegang dengan Barat semakin meningkat saat Putin bersiap untuk mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina.
Putin terakhir berkunjung ke Beijing adalah sebelum invasi, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus".
Pada kunjungan terakhir tersebut, dia bersama-sama Presiden China Xi Jinping mengumumkan kemitraan "tanpa batas" yang diperluas kepada bidang ekonomi, perdagangan, politik, dan militer.
China telah menolak untuk menyalahkan Moskow karena perang tersebut dan mengutuk sanksi Barat terhadap Rusia, meski China mengambil keuntungan dengan memperoleh migas dengan harga diskon karena Rusia tidak lagi menjual migas ke Eropa.
Rusia juga semakin banyak menggunakan yuan sebagai mata uang cadangannya, dan bukannya dolar AS.
Xi melakukan kunjungan balasan ke Moskow pada Maret, menandatangani serangkaian perjanjian ekonomi dan lainnya dengan "teman baik" Putin.
China mengumumkan kajian di Moskow dengan menyerukan peredaan ketegangan dan gencatan senjata di Ukraina.
Namun, Kiev dan negara-negara sekutu Barat menolak rencana itu karena akan membuat Rusia memperoleh tambahan wilayah.
Sumber: Reuters
Baca juga: China dan Rusia akhiri latihan militer bersama di Laut Jepang
Baca juga: China minta kesepakatan ekspor pangan dari Ukraina, Rusia dilanjutkan
Baca juga: Wang Yi: China dan Rusia dorong multipolaritas dunia dan demokrasi
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023