London (ANTARA News) - Hasil otopsi atas tubuh konglomerat Rusia dan pengkritik utama Kremlin, Boris Berezovsky, menunjukkan penyebab kematian sang konglomerat adalah gantung diri.


Buron Rusia berusia 67 tahun yang lari ke Inggris itu ditemukan mati di mansion-nya di Ascot, barat kota London, Sabtu lalu.


"Ahli patologi tidak menemukan apa-apa yang menunjukkan adanya kekerasan," kutip satu pernyataan tertulis Kepolisian Thames Valley seperti dilaporkan AFP.


Polisi menyatakan tak ada indikasi orang lain terlibat dalam kematian ini. "Saya tegaskan lagi untuk saat ini kami tak memiliki bukti adanya keterlibatan pihak ketiga," kata Kepala Detektif Thames Valley Kevin Brown.


Berezovsky, yang lolos dari setidaknya satu kali usaha pembunuhan, ditemukan meninggal dunia di lantai kamar mandi rumah mewahnya di Ascot.


Pengawal pribadinya mendobrak kamar mandi setelah selama beberapa jam konglomerat Rusia tak menjawab panggilannya.


Para sejawatnya mengatakan beberapa bulan terakhir Berezovsky terlihat depresi karena kalah sengketa hukum bernilai jutaan poundsterling dengan Roman Abramovich, konglomerat Rusia lainnya yang juga pemilik klub sepakbola Chelsea.


Berezovsky mengajukan gugatan senilai lebih dari 3 miliar poundsterling kepada Abramovich karena memeras dan ingkar kesepakatan dalam satu kontrak perminyakan.


Jaksa menolak gugatan Berezovsky ini, sementara majalah Forbes melaporkan Berezovsky mengaku kepada seorang jurnalis bernama Ilya Zhegulev bahwa dia ingin sekali kembali ke Rusia.


Mengingat kawan dekatnya yang juga sama-sama pengkritik Kremlin, Alexander Litvinenko, dibunuh oleh racun radioaktif di London pada 2006, maka kepolisian Inggris akan terus menyelidiki kematian Berezovsky ini, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013