Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia stabil di dekat 90 terhadap dolar pada awal perdagangan Rabu, didukung oleh harga minyak yang tinggi dan periode pembayaran pajak yang menguntungkan menjelang dua lelang obligasi OFZ oleh kementerian keuangan.

Pada pukul 07.38 GMT, rubel diperdagangkan tidak berubah terhadap dolar pada 90,16 dan telah kehilangan 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 99,81 versus euro. Mata uang Rusi itu juga menguat 0,3 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 12,60.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan pada 83,55 dolar AS per barel. Brent mencapai titik terkuatnya dalam lebih dari tiga bulan di sesi sebelumnya.

Rubel telah melemah tahun ini karena ekspor turun dan impor pulih, tetapi mencapai level terendah lebih dari 15 bulan pada awal Juli karena tekanan meningkat tajam menyusul pemberontakan bersenjata yang gagal oleh kelompok tentara bayaran Wagner pada akhir Juni.

Kenaikan suku bunga 100 basis poin yang lebih besar dari perkiraan minggu lalu oleh Bank Sentral Rusia menjadi 8,5 persen memiliki dampak langsung yang terbatas pada mata uang, tetapi suku bunga yang lebih tinggi akan memberikan dukungan kepada rubel karena mereka membuat investasi dalam aset Rusia lebih menarik.

Periode pembayaran pajak jatuh tempo pada 28 Juli, di mana eksportir mengubah pendapatan mata uang asing untuk memenuhi kewajiban lokal yang dapat menopang rubel.

"Rubel belum berhasil mengambil keuntungan penuh dari situasi yang membaik di pasar energi," kata Kepala Analis Banki.ru Bogdan Zvarich, memperkirakan pajak dan harga minyak memberi kesempatan pada rubel untuk menguat sebelum akhir pekan.

Indeks saham Rusia turun setelah menyentuh level tertinggi selama berbulan-bulan.

Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah hari ini di 2.970,1 poin, setelah mencapai 2.982,47 poin pada pembukaan perdagangan, terkuat sejak sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Beberapa perusahaan besar yang mengumumkan dimulainya kembali pembayaran dividen pada Juni dan Juli telah mendukung indeks tersebut, tetapi tetap jauh di bawah rekor tertinggi di atas 4.000 poin yang dicapai pada akhir 2021, karena geopolitik.

Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan 1.037,6 poin, sebelumnya mencapai level tertinggi lebih dari satu bulan.

Baca juga: Dolar dekati tertinggi dua minggu jelang putusan Fed, Aussie jatuh
Baca juga: Yuan terangkat 111 basis poin menjadi 7,1295 terhadap dolar AS
Baca juga: Rupiah tertekan karena sikap "wait and see" jelang keputusan The Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023