Patokan New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, berakhir naik 1,10 dolar AS menjadi 94,81 dolar AS per barel, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei naik 51 sen menjadi berakhir pada 108,17 dolar AS di perdagangan London.
Kenaikan harga minyak mentah terjadi menyusul akhir pekan yang menggelisahkan, ketika Siprus, Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada menit-menit terakhir menyepakati dana talangan 10 miliar euro (13 miliar dolar AS) untuk dihindari jatuhnya sistem perbankan negara pulau itu.
Namun, kondisi sulit dan kemampuan Siprus untuk mengatasi pelarian nasabah di bank-bank masih membuat pasar gelisah, sehingga kenaikan tersebut di bawah harga tertinggi mereka hari itu.
"Harga minyak mentah menguat di tengah suasana positif karena terhindarnya gagal bayar (default) terbaru di Eropa, meskipun dana talangan bukan pertanda baik untuk Siprus," kata Matt Smith, seorang ahli energi di Schneider Electric.
Di tempat lain, menteri perminyakan negara raksasa pengekspor minyak Arab Saudi mengatakan bahwa harga minyak mentah sekitar 100 dolar AS per barel adalah "wajar".
"Pada 1997, saya pikir 20 dolar AS adalah wajar. Pada 2006, saya pikir 27 dolar AS adalah wajar," kata Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi kepada wartawan di Kuwait City, Senin, di sela-sela sebuah konferensi minyak Teluk.
"Sekarang, itu adalah sekitar 100 dolar AS ... dan saya berkata lagi: "Ini wajar" -- meskipun beberapa pengamat pasar mencatat bahwa harga energi saat ini meletakkan beban pada pemulihan ekonomi global.
Menteri Perminyakan Kuwait Hani Hussein menyebut harga saat ini "adil."
"Ada sedikit kelebihan pasokan tetapi kami berpikir bahwa pasar pada saat ini stabil," katanya.
"Kami umumnya senang dengan harga minyak saat ini ... Kami berpikir bahwa harga sekarang mencerminkan pasar (situasi) pada umumnya." (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013