Ada diskusi di antara investor mengenai apakah China dapat menerapkan stimulus model lama di sektor properti...
Sydney (ANTARA) - Pasar saham Asia sebagian besar melemah pada awal perdagangan Rabu, tertekan perkiraan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang akan disampaikan di kemudian hari, ketika para investor juga mempertimbangkan kemungkinan paket stimulus ekonomi China.
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang diperdagangkan datar, setelah saham AS mengakhiri sesi sebelumnya dengan sedikit kenaikan. Indeks MSCI telah menguat 3,8 persen sejauh bulan ini.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 3,8924 persen, dibandingkan dengan penutupan AS 3,912 persen pada Selasa (25/7/2023).
Imbal hasil dua tahun, yang naik bersama ekspektasi pedagang akan suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 4,8848 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,893 persen.
Australia adalah satu-satunya pasar utama di kawasan Asia Pasifik yang mengalami kenaikan saham, dengan indeks S&P/ASX 200 terangkat 0,81 persen. Indeks saham Nikkei Jepang melemah 0,12 persen.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng tergelincir 0,54 persen dan indeks saham-saham unggulan China CSI 300 turun 0,13 persen pada awal perdagangan.
Sentimen positif kembali ke pasar China pada Selasa (25/7/2023), ketika Indeks CSI 300 menghentikan penurunan beruntun enam hari dengan ditutup naik hampir 3,0 persen, mencatat hari terbaik sejak November lalu.
Di Wall Street, tiga indeks utama ditutup sedikit lebih tinggi, dipimpin oleh kenaikan saham perusahaan teknologi, material dan layanan komunikasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,08 persen menjadi 35.438,07 poin, S&P 500 naik 0,28 persen menjadi 4.567,46 poin dan Komposit Nasdaq bertambah 0,61 persen menjadi 14.144,56 poin.
Keputusan The Fed Juli akan diumumkan pada Rabu waktu setempat, setelah pertemuan dua hari. Suku bunga acuan diperkirakan akan diangkat ke kisaran antara 5,25 persen dan 5,50 persen.
"Pasar ekuitas global diperdagangkan positif menjelang pengumuman (Fed) di mana secara luas diperkirakan akan naik 25 basis poin," tulis ekonom ANZ dalam sebuah catatan Rabu.
"Kenaikan tindak lanjut sebagian diperkirakan selama paruh kedua, tetapi kami pikir ini akan menjadi kenaikan terakhir siklus ini," kata para ekonom, menambahkan ANZ tidak memperkirakan penurunan suku bunga AS hingga kuartal kedua 2024.
Prospek paket stimulus China masih dipertimbangkan oleh investor setelah para pemimpin tertinggi negara itu pekan ini menandai dukungan kebijakan untuk ekonomi yang dihantam COVID.
Tidak ada perincian yang diberikan tentang potensi stimulus, tetapi media pemerintah melaporkan China akan menerapkan penyesuaian makro "dengan cara yang tepat dan kuat".
"Ada diskusi di antara investor mengenai apakah China dapat menerapkan stimulus model lama di sektor properti dan berupaya mendukung pengembang, yang positif untuk konsumsi dan produsen baja," kata Karen Jorritsma, kepala ekuitas di Australia di RBC Capital Markets.
"Atau apakah itu akan menjadi stimulus yang dipimpin konsumen untuk meningkatkan konsumsi dan itu tidak positif untuk nama-nama perusahaan sumber daya besar. Tapi secara keseluruhan kepercayaan pasar telah meningkat, orang mulai melihat melalui kebisingan dan itu positif," katanya.
Dolar naik 0,02 persen terhadap yen menjadi 140,93. Masih jauh dari level tertinggi tahun ini di 145,07 pada 30 Juni.
Euro datar di 1,1048 dolar, telah naik 1,26 persen sejauh bulan ini. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, turun di 101,32.
Minyak mentah AS turun 0,49 persen menjadi diperdagangkan pada 79,24 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent turun 0,48 persen menjadi diperdagangkan di 83,24 dolar AS per barel. Emas sedikit lebih tinggi, dengan emas spot diperdagangkan pada 1.964,92 dolar AS per ounce.
Baca juga: Saham Asia dibuka menguat setelah China janjikan dukungan ekonomi
Baca juga: Pasar saham Asia nantikan pertemuan Fed, ECB dan BoJ
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023