Sydney (ANTARA) - Otoritas Selandia Baru pada Rabu menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan pertahanan siber dengan mendirikan badan siber utama untuk mempermudah masyarakat dan bisnis untuk mencari pertolongan selama terjadinya gangguan jaringan.
Pemerintah akan menggandeng Tim Tanggap Darurat Komputer Selandia Baru ke dalam Pusat Keamanan Siber Nasional, yang akan membantu meningkatkan tanggapan terhadap kekacauan siber.
"Ancaman terhadap keamanan siber Selandia Baru meningkat, baik dalam jumlah maupun kecanggihannya," kata Menteri Layanan Umum Andrew Little dalam sebuah pernyataan.
"Memiliki sebuah badan tunggal untuk menyediakan layanan dan respon terhadap gangguan di semua tingkatan akan lebih praktis," katanya.
Sekitar 3,61 juta dolar AS (Rp54 miliar) kehilangan keuangan secara langsung akibat gangguan siber telah terjadi pada kuartal pertama tahun ini, demikian menurut data, namun pemerintah mengakui bahwa jumlah sebenarnya kerugian ekonomi tidak dilaporkan.
Selandia Baru akhir-akhir ini menjadi sasaran serangan siber, membuat bank sentral negara itu pada Mei lalu mengajukan permintaan untuk mendapatkan data finansial terkait gangguan siber agar lebih memahami resiko serangan siber di sektor keuangan.
Bulan lalu, penyedia jasa pembayaran Smartpay Holdings mengalami serangan virus ransomware, kasus terbaru dalam gempuran serangan siber pada perusahaan di Selandia Baru dan negara tetangga Australia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Peretas China serang email pemerintah AS melalui bug Microsoft cloud
Baca juga: BSSN: Tidak ada negara yang aman dari serangan siber
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023