Pekanbaru (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau bersama United Nations Population Fund (UNFPA) PBB untuk Indonesia menyemarakkan peringatan Hari Kependudukan Dunia di SMAN 14 Pekanbaru yang melibatkan puluhan siswa dan guru.
"Peringatan Hari Kependudukan Dunia adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh BKKBN bekerja sama dengan UNFPA untuk Indonesia. UNFPA adalah badan PBB yang berfokus pada kesehatan seksual dan reproduksi," kata Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia di SMA 14 Pekanbaru, Selasa.
Menurut Mardalena, peringatan Hari Kependudukan Dunia ini sekaligus mensosialisasikan tema yang diusung setiap tahun kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat, yakni "kekuatan kesetaraan gender".
Baca juga: Kehamilan yang belum dikehendaki akibat dampak pandemi disoroti BKKBN
Baca juga: UNFPA: Dunia akui peran BKKBN atasi masalah kependudukan
Dalam tema ini, katanya, sekaligus menggaungkan suara peduli pada perempuan dan anak perempuan untuk membuka peluang bagi pemenuhan hak-hak mereka tanpa batas, menyorot kreativitas kecerdasan, sumber daya dan kekuatan dari setengah populasi planet ini, yaitu perempuan.
"Memberdayakan perempuan sangat penting untuk mengatasi tantangan demografi dan kendala lain yang dapat mengancam masa depan umat manusia," katanya.
Ia menjelaskan kesetaraan gender adalah prinsip bahwa semua individu tanpa memandang jenis kelamin mereka, memiliki hak yang sama dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik hukum, dan kehidupan sosial.
Akan tetapi, katanya, pada banyak tempat di Indonesia, kesetaraan gender justru masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.
"Karena itu, pendidikan adalah kunci utama dalam mencapai kesetaraan gender, setiap anak laki-laki dan perempuan harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas," katanya.
Ia memandang bahwa kendati akses pendidikan dasar telah meningkat di Indonesia, masih saja terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan kesempatan belajar dan berpartisipasi.
Padahal, ketika anak perempuan mendapatkan kesempatan pendidikan terbatas, jelas membatasi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Karena keterampilan dan pengetahuan yang minim dapat menjadi hambatan dalam memasuki sektor pekerjaan yang lebih maju dan menguntungkan," katanya.
Baca juga: BKKBN: Pandemi berpengaruh pada peningkatan prevalensi stunting
Baca juga: UNFPA-BKKBN luncurkan Laporan SWP respons perubahan demografi dunia
Sementara kesetaraan gender bukan sekedar isu perempuan, namun merupakan tanggung jawab semua masyarakat Indonesia yang inklusif dan progresif, dengan kerja sama yang kuat antar-pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat sipil, diyakini dapat mencapai tujuan.
"BKKBN dan UNFPA berusaha mendorong akses dan peluang yang lebih setara bagi perempuan dan anak perempuan untuk memperkuat hak, pilihan dan kemampuan mereka dalam membuat keputusan tentang kesehatan dan kehidupan seksual serta reproduksi mereka," katanya.
Selain Mardalena Wati Yulia, yang memotivasi pelajar SMA Negeri 14, yakni Kepala Dinas Dalduk KB Kota Pekanbaru Muhammad Amin juga memberikan semangat untuk menjadi generasi yang sukses, yakni berpedoman menjadi Generasi Berencana.
Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023