Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor produk pertanian senilai 30 ribu dolar AS atau setara Rp450 juta serta menjodohkan pelaku usaha Indonesia dengan Timor Leste dalam rangkaian Atambua International Expo 2023 pada Selasa.
Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan kawasan perbatasan menjadi salah satu pintu utama dalam melakukan penetrasi pasar ekspor negara tetangga.
"Sebagai bagian ASEAN, Timur Leste menjadi mitra penting Indonesia dalam memperkenalkan produk Indonesia, khususnya produk NTT," ujar Didi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Pelepasan ekspor ini merupakan kelanjutan dari kerja sama ekspor Perusahaan Daerah Belu Bhakti dengan perusahaan Timor Leste Vauvaire Unipesoal Lda dengan total transaksi mencapai 100 ribu dolar AS. Pelepasan ekspor merupakan buah dari pertemuan bisnis yang telah dilakukan sebanyak enam kali sejak akhir tahun lalu.
Baca juga: Kabupaten Belu NTT ekspor perdana tomat ke Timor Leste
Baca juga: Atambua ekspor 1.415 ekor ikan hias ke Timor Leste
Selain pelepasan ekspor, pameran dirangkai dengan kegiatan pertemuan bisnis yang diikuti 90 peserta. Pada pertemuan ini dilakukan presentasi produk dari delapan pelaku usaha dari Indonesia dan dua pelaku usaha asal Timor Leste.
Dalam hal ini Kemendag bersinergi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Wilayah Motaain, Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT), Pemerintah Kabupaten Belu, serta Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain.
Pameran tersebut menampilkan enam eksportir nasional dan 12 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dari Kabupaten Belu dan sekitarnya. Selain itu, pameran juga menampilkan perusahaan daerah dan perbankan.
Adapun produk yang dipamerkan antara lain mebel, ikan hias dan akuarium, bahan bangunan, sepeda motor, kendaraan bermotor lainnya, ban kendaraan bermotor, semen, minyak goreng, peralatan komputer, alat pertanian, makanan khas, serta kerajinan.
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag Marolop Nainggolan menyampaikan, pelaku ekspor diharapkan semakin termotivasi untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor ke Timor Leste.
"Sekaligus semakin memahami peraturan ekspor yang ada di Indonesia dan di Timor Leste sebagai negara tujuan ekspor," kata Marolop.
Lebih lanjut, pelaku ekspor diharapkan dapat membangun sarana produksi dan pergudangan di sekitar perbatasan untuk memperkuat daya saing ekspor. Saat ini negara-negara pesaing Indonesia seperti Tiongkok, Thailand, dan Vietnam semakin agresif dalam melakukan penetrasi pasar ke Timor Leste.
Saat ini, Indonesia menempati urutan teratas sebagai negara pemasok utama ke Timor Leste. Posisi selanjutnya, ditempati Tiongkok, Taiwan, Singapura, Malaysia, Australia, India, Vietnam, Amerika Serikat, dan Hong Kong.
Ekspor nonmigas Indonesia ke Timor Leste pada periode Januari-Mei 2023 mencapai 134,38 juta dolar AS atau meningkat sebesar 23,72 persen dibandingkan periode yang sama 2022 yang senilai 108,61 juta dolar AS.
Adapun ekspor produk utama Indonesia ke Timor Leste adalah minyak kelapa sawit dan fraksinya, makanan olahan, sepeda motor, semen, tepung terigu dan meslin, persediaan makanan, mesin kendaraan bermotor, serta besi dan baja.
Pada 2022, total ekspor nonmigas Indonesia ke Timor Leste mencapai 292,61 juta dolar AS atau tercatat meningkat sebesar 18,9 persen dibandingkan 2021 yaitu sebesar 246,09 juta dolar AS.
Selama periode 2018-2022, ekspor Indonesia ke pasar Timor Leste juga tercatat mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 11,41 persen per tahun.*
Baca juga: UMKM NTT didorong ekspor ikan hias ke Timor Leste
Baca juga: Bea Cukai: Kebutuhan rumah tangga dominasi komoditas untuk Timor Leste
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023