Bagdad (ANTARA News) - Tigapuluh dari 64 pekerja, yang diculik Rabu malam oleh kelompok bersenjata di Taji, Kamis dibebaskan, kata jurubicara Kementerian Industri Irak, tapi nasib 34 pekerja sisanya belum diketahui. Jurubicara itu mengatakan kepada kantor berita Jerman DPA bahwa kelompok bersenjata menyergap ke-64 pekerja itu di loka industri di kota Taji, 25 kilometer utara Bagdad, sesaat sesudah mereka menyelesaikan gilir kerjanya. "Mereka bekerja di Industri Mekanik Perusahaan Nasr," kata jurubicara itu, dengan menambahkan bahwa sebagian besar dari pekerja itu warga kota Sadr, Horreya, Shoala, dan Rehaniya, kabupaten berpenduduk sebagian besar Syiah di Bagdad. "Sementara 30 dari pekerja itu dibebaskan, nasib ke-34 sisanya belum diketahui," kata jurubicara itu, dengan menambahkan, "Petugas keamanan terus melakukan pencarian atas mereka." Jurubicara itu mengecam kejadian tersebut, dengan menyebutnya kejahatan dan ulah teroris. Kelompok bersenjata menculik ke-64 pekerja pabrik Irak itu hari Rabu, ketika mereka diangkut pulang dengan rombongan bis setelah bekerja di utara Bagdad, kata pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak. Lima bis pengangkut pekerja pabrik Kemenangan Besar milik pemerintah di Taji itu disergap puluhan orang bersenjata, yang naik sedikit-dikitnya lima mobil, kata pejabat itu. Satu sumber menyatakan jumlah orang diculik antara 80 dan 100, sementara sumber lain menyebutkan lebih dari 100 orang. Di daerah itu, yang merupakan pangkalan udara utama Amerika Serikat, gerilyawan Arab Suni giat bergerak. Penculikan besar-besaran tentara, polisi dan warga Irak mewarnai kekerasan gerilya aliran dalam beberapa tahun terahir. Sejumlah orang diculik ditemukan tewas di pinggir jalan dengan luka tembak.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006