Mereka mengukur kecepatan aliran darah melewati arteri terbesar dalam otak ketika subjek sedang mengonsumsi cokelat sambil berbaring.
Berdasarkan penelitian mereka, cokelat berpengaruh pada tingkat karbon dioksida. Tingkat karbon dioksida itu lah yang berpengaruh pada pembuluh darah, memperbaiki aliran darah, yang kemudian berpengaruh pada sel otak.
"Konsumsi sebatang cokelat ukuran normal berkaitan dengan kelenturan pembuluh darah," kata Profesor Matthew Walters, pemimpin penelitian, kepada Daily Mail.
Data yang mereka peroleh bersifat konsisten, cokelat berpengaruh pada pembuluh darah di otak.
"Kemungkinannya meningkat bahwa ada efek langsung dari komponen tertentu di cokelat terhadap pembuluh darah. Ini masuk akal karena cokelat mengandung molekul flavonoid," tambahnya.
Menurutnya, penurunan risiko stroke dapat terjadi karena cokelat mengganti pola perilaku pembuluh darah di otak.
Keuntungan lainnya dari flavonoid, yang ditemukan pada tanaman cokelat, adalah sebagai antioksidan yang berperan dalam mencegah penyakit jantung.
Meski begitu, cokelat batangan mengandung kadar gula dan lemak yang tinggi hingga dapat menyebabkan obesitas dan juga faktor penyebab stroke.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013