Ini adalah 'people movement'. Kita harapkan tidak terlalu lama jadi 'people power'

Jakarta (ANTARA News) - Isu kudeta terhadap pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada hari ini semakin pudar seiring dengan aksi yang dilakukan Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), yang hanya menggelar aksi orasi dan penontonnya adalah ibu-ibu rumah tangga yang menunggu pembagian paket sembako.

Para penggiat MKRI berorasi di depan Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Jakarta, Jalan Diponegoro, Senin.

"(Apa) yang kita minta sederhana. Hari ini kita sebut (sebagai) deklarasi 25 Maret. Ini adalah 'people movement'. Kita harapkan tidak terlalu lama jadi 'people power'," kata Ketua Presidium MKRI, Ratna Sarumpaet, selepas berorasi bersama sejumlah ibu-ibu rumah tangga.

Ratna berorasi di panggung yang berlatar belakang spanduk besar dengan tulisan "Turunkan SBY-Budiono, Pemerintahan Transisi".

"Tidak ada orang yang mau 'capek-capek' berorasi tidak penting. Untuk apa (kami) capek-capek berpidato," kata Ratna kepada ANTARA News terkait pendapat sejumlah pihak tentang orasi MKRI.

Meskipun diajak berorasi MKRI, sebagian ibu rumah tangga yang berasal dari jalan Cikini, Raden Saleh, hingga Jatinegara mengaku lelah harus menunggu.

"Saya tadi buru-buru datang ke sini, padahal masih masak," kata Ismiyatun warga RT03 RW02 Kelurahan Menteng Jakarta Pusat.

Ismiyatun mempertanyakan keseriusan penyelenggara tentang pembagian paket sembilan bahan pokok (sembako).

"Ini bener atau bohong? Kalau bohong kasihan ibu-ibu datang dari tempat-tempat yang jauh," kata Ismiyatun.

Selain warga kelurahan Menteng, sejumlah ibu rumah tangga yang datang berbekal kupon "Sembako Untuk Rakyat" juga berasal dari Jatinegara.

Tidak hanya kupon, warga pengantre sembako juga diminta memfotokopi Kartu Tanda Penduduk mereka.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013