Sekretaris Jenderal mengimbau semua pihak untuk tenang dan agar menghormati aturan hukum di Republik Afrika Tengah

PBB (ANTARA News) - Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon, dalam pernyataan pada Minggu malam, mengecam apa yang ia sebut "perebutan kekuasaan inkonstitusional" oleh para pemberontak di Republik Afrika Tengah.

"Sekretaris Jenderal mengecam perebutan kekuasaan tidak konstitusional yang terjadi di Republik Afrika Tengah (CAR) pada 24 Maret 2013 dan menyerukan bagi pemulihan cepat tatanan konstitusional," kata juru bicara PBB Martin Nesirky.

Ban "sangat prihatin" oleh laporan-laporan pelanggaran hak asasi manusia dan "menggarisbawahi bahwa mereka yang bertanggung jawab melakukan pelanggaran tersebut akan mempertanggungjawabkan semua ini."

Pernyataan itu muncul setelah pemberontak Afrika Tengah merebut kekuasaan ibu kota Bangui dan memaksa Presiden Francois Bozize melarikan diri, demikian seperti yang dilaporkan AFP.

Para pejuang pemberontak melanjutkan kobaran permusuhan pekan lalu, setelah mereka menuduh Bozize mengingkari ketentuan perjanjian perdamaian terbaru.

Para pemberontak bergerak ke ibu kota pada Sabtu malam, dan pada Minggu terjadi bentrok dengan pasukan Afrika Selatan yang ditempatkan di sana.

Orang-orang bersenjata berkeliaran di kota, menjarah rumah-rumah, toko-toko, restoran dan kantor-kantor - termasuk pusat badan anak-anak PBB UNICEF.

"Dia prihatin dengan situasi kemanusiaan yang mengerikan di negara itu dan laporan-laporan tentang penjarahan yang sedang berlangsung di ibu kota Bangui, termasuk properti PBB."

PBB mengambil semua tindakan pencegahan untuk melindungi staf mereka dan akan terus bekerja sama dengan mitra-mitranya guna membantu menyelesaikan krisis, katanya menambahkan.


Penerjemah : Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013