Dalam keterangan pers yang diakses di Kuala Lumpur, Selasa, Kemlu Malaysia mengatakan dalam pertemuan tersebut kementeriannya menegaskan kembali keberatan dan kekecewaan Malaysia terhadap Pemerintah Swedia yang mengizinkan tindakan yang merendahkan Al Quran dilakukan berulang kali di sana dengan dalih kebebasan berbicara.
Pembakaran Al Quran kembali terjadi di Stockholm, Swedia, pada Kamis (20/7) lalu, dan menandai ketiga kalinya aksi keji itu terjadi di sana sejak Januari 2023. Insiden pertama terjadi pada Januari, sedangkan yang kedua pada Juni.
Meskipun pembakaran gagal dalam insiden baru-baru ini, namun tindakan provokatif menginjak-injak Kitab Suci masih menyebabkan kesedihan besar dan menyinggung jutaan umat Islam di seluruh dunia.
Kementerian juga menekankan kepada Duta Besar Swedia bahwa kebebasan berekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan memperhatikan kepekaan agama dari komunitas global yang beragam.
Tindakan tidak hormat terhadap agama apa pun berpotensi membangkitkan kebencian agama dan merusak keharmonisan dan hidup berdampingan secara damai di antara pemeluk agama yang berbeda.
Kementerian mendesak Pemerintah Swedia untuk mempertimbangkan kembali kegagalan dan penerapan kebebasan berbicara yang setara dan untuk mengambil tindakan segera dan perlu untuk mengakhiri "Islamofobia terstruktur".
Baca juga: PM Malaysia puji resolusi UNHRC terkait pembakaran Al Quran di Swedia
Baca juga: Malaysia kutuk tindakan Islamofobia, pembakaran Al Quran di Swedia
Baca juga: Anwar minta Menlu panggil Dubes Swedia terkait pembakaran Al Quran
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023