Kami akan selalu tunduk dan patuh kepada penetapan pemerintah sepanjang memang sudah tidak ada alternatif pasokan gas lain yang lebih ekonomis

Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Petrokimia Gresik (PKG) Hidayat Nyakman mengatakan negara berpotensi bayar lebih mahal bila pasokan gas untuk pabrik baru amoniak dan urea BUMN tersebut harus berasal dari Blok Cepu, Jawa Timur.

"Selisihnya bisa mencapai 60,81 juta dolar AS atau sekitar Rp565,5 miliar per tahun, dibandingkan pabrik PKG-2 mendapat pasokan gas dari ladang MDA dan MBH yang dikelola Husky CNOOC Madura Ltd (HCML)," katanya, di Jakarta, Minggu.

Hal itu, kata dia, berdasarkan perhitungan selisih harga keekonomian gas dari titik serah Tiung Biru (Blok Cepu) sebesar 8,8 dolar AS per mmbtu dengan gas Husky yang hanya 6,5 dolar AS per mmbtu ditambah "toll fee", kemudian dikalikan dengan kebutuhan gas PKG-2 sebanyak 85 mmscfd.

Pihaknya menghitung dengan asumsi "toll fee" Cepu-Gresik di kisaran 0,5 dolar AS per mmbtu, sementara "toll fee" gas dari Husky dengan menggunakan jaringan yang sudah ada dari East Java Gas Pipeline (EJGP) sebesar 0,84 dolar AS per mmbtu. Dengan asumsi itu, maka harga gas yang diterima PKG-2 di Gresik setidaknya mencapai harga 9,3 dolar AS per mmbtu dari Blok Cepu.

"Harga gas Cepu itu akan menjadi sangat mahal dibandingkan bila gas tersebut dipasok dari Husky yang harganya mencapai 6,5 dolar AS per mmbtu ditambah `toll fee` 0,84 dolar AS per mmbtu, sehingga harga gas di PKG-2 hanya 7,34 dolar AS per mmbtu," katanya.

Hidayat menegaskan harga gas Husky sebesar 6,5 dolar AS dengan eskalasi sebesar tiga persen per tahun untuk PKG-2 sudah ada dalam rencana pengembangan (PoD) lapangan gas MDA dan MBH yang dikelola Husky, tertanggal 12 Desember 2012.

"Bila dipaksakan menggunakan gas dari Cepu, berarti negara akan membayar lebih mahal, karena pupuk merupakan barang bersubsidi," kata Hidayat.

Diakuinya, jarak Cepu-Gresik lebih dekat dibanding jarak ladang gas MDA dan MBH yg berada di Madura ke Gresik. Namun, kata dia, di Madura telah ada jaringan pipa gas EJGP yang masih mampu mendistribusi gas tersebut.

Sementara, lanjut dia, jaringan pipa gas dari Cepu ke Gresik belum jelas dan informasinya masih simpang siur. "Hal itu akan membuat jadwal pengiriman gas untuk PKG-2 semakin tidak pasti," ujarnya.


Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013