Meiktila, Myanmar, 24/3 (Antara/AFP) - Utusan PBB untuk Myanmar meninjau kota dilanda kerusuhan di Myanmar tengah dan bertemu dengan sekitar 9.000 pengungsi.

Kerusuhan antar-pemeluk agama di kota Meiktila menewaskan setidaknya 32 orang dan menyebabkan ribuan orang mengungsi sejak berawal pada Rabu, kata pejabat, yang menyebabkan di kota Meiktila banyak gedung hancur dan memicu militer memberlakukan keadaan darurat.

Vijay Nambiar, penasehat khusus PBB mengenai Myanmar, mengunjungi dua tempat penampungan bagi para warga Muslim yang terlantar dan satu biara yang dihuni para warga Buddha yang melarikan diri akibat kerusuhan itu, kata seorang juru foto AFP.

Menjelang kunjungan itu, Nambiar, Jumat, menyatakan "dukacitanya yang dalam" atas jatuhnya korban jiwa dan mendesak para pemimpin agama menyerukan umat mereka "menghentikan aksi kekerasan, menghormati hukum dan meningkatkan usaha perdamaian".

Sekitar 50 truk militer dikerahkan di daerah yang dilanda kerusuhan Sabtu, setelah rumah-rumah dan masjid-masjid dibakar oleh massa yang bersenjatakan parang dan tongkat dalam tiga hari kerusuhan antarmasyarakat itu.

Bentrokan-bentrokan itu adalah tanda terbaru ketegangan yang mendalam antara warga Muslim dan Buddha dan merupakan satu tantangan serius bagi pemerintah sipil saat melakukan reformasi negara itu setelah puluhan tahun berada dalam kekuasaan militer yang bertangan besi.

Ini adalah kerusuhan agama paling buruk sejak bentrokan antara warga Buddha dan Muslim di negara bagian Rakhine Myanmar barat tahun lalu yang menewaskan setidaknya 180 orang dan lebih dari 110.000 orang mengungsi.

Penerjemah: Rafaat N.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013