Pelantikan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara MDMC, komponen Pemerintah DIY, lembaga swadaya masyarakat, dan Pusat Studi Kebencanaan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
"Kita terlibat di dalamnya membangun kesepakatan dan kesepahaman dengan 'stakeholder' (pemangku kepentingan) yang kaitannya adalah komitmen dalam mendukung upaya SPAB di DIY. SPAB ini menjadi bagian sangat penting di dalam proses upaya penanganan bencana dalam pendidikan," ujar Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Indrayanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Program Satuan Pendidikan Aman Bencana untuk membangun budaya siaga dan aman di sekolah, serta untuk membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga sekolah
Ia menjelaskan komitmen bersama tersebut tindak lanjut perencanaan program SPAB yang sebelumnya telah dilaksanakan bersama dengan PLAN Indonesia, pemerintah, dan beberapa LSM.
Baca juga: MDMC DIY-UI kaji integrasi mitigasi bencana di DIY
Menurut dia, program SPAB DIY itu telah diawali dengan penyusunan rangka kerja bersama daerah yang salah satunya memuat langkah-langkah pelaksanaan prabencana, bencana, hingga pascabencana.
PLAN Indonesia telah mendorong adanya kebijakan SPAB dalam bentuk peraturan gubernur, yang salah satunya mengoordinir dan menindaklanjuti Sekber SPAB di DIY. MDMC kemudian dipilih sebagai bagian sekber karena Muhammadiyah memiliki institusi pendidikan yang menjadi bagian dari penguatan SPAB.
"Kita berbagi peran dalam upaya SPAB untuk kepentingan di mana nanti keselamatan anak-anak di dalam proses SPAB dapat diukur," kata Indrayanto.
Selain itu, kata dia, implementasi program SPAB berupa pembentukan fasilitator terlatih melalui Training of Trainers (ToT) dan Training of Facilitators (ToF). MDMC mendukung program tersebut dengan mengirimkan peserta fasilitator yang akan mereplikasi kegiatan SPAB di sekolah Muhammadiyah di daerah masing-masing.
"Tentunya kita akan memperbanyak fasilitator dengan ToF pada bulan Agustus, itu akan melibatkan MDMC di daerah setelah itu fasilitator akan mereplikasikan di daerah dan wilayah. Ada pembagian kerjanya di wilayah di sekolah tingkat SMA, di daerah di SMP, sedangkan PAUD dan TK kita akan menggandeng 'Aisyiyah," ujarnya.
Indrayanto juga menyampaikan bahwa minimal dari ToF yang telah dilaksanakan nanti, MDMC mampu membuat proyek percontohan, sehingga pada 2024 sudah bisa melibatkan guru-guru untuk diedukasi dalam menyusun dokumen SPAB sekaligus SOP-nya dan mendorong pelaksanaan geladi simulasi bencana mulai Agustus 2023.
Baca juga: Muhammadiyah hibahkan rumah sakit lapangan ke Pemerintah Turki
Baca juga: Muhammadiyah sudah salurkan Rp2 miliar untuk korban gempa Cianjur
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023