Untuk melakukan pengadaan beras sebanyak tersebut mulai sekarang Bulog harus telah mengerahkan semua kekutannya...
Karanganyar (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, Indonesia dalam tahun ini tidak akan melakukan impor beras, karena kebutuhan bahan pokok tersebut telah dipenuhi oleh hasil petani di dalam negeri sendiri.
Dalam Panen Raya Padi Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) Sinergi BUMN PT Pertani (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Provinsi Jawa Tengah di Desa Jati, Karanganyar, Minggu, Dahlan mengatakan, stok beras secara nasional sampai akhir tahun lalu masih ada sekitar 2,5 juta ton yang berada di berbagai tempat gudang Bulog.
Sementara untuk kebutuhan beras tahun 2013, Bulog dalam musim panen ini harus bisa melakukan pengadaan sebanyak 3,5 juta ton beras.
"Ya kalau Bulog dalam musim panen tahun ini bisa melakukan pengadaan beras sebanyak 3,5 juta ton maka untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri, kita sudah tidak perlu impor lagi seperti tahun lalu," kata Dahlan Iskan.
Ia mengatakan, impor beras tahun lalu sebenarnya Bulog mendapat keuntungan sebesar Rp800 miliar, tetapi keuntungan itu dikembalikan lagi kepada petani, sehingga harga beras tidak mengalami penurunan.
"Untuk melakukan pengadaan beras sebanyak tersebut mulai sekarang Bulog harus telah mengerahkan semua kekutannya, dan kalau Bulog mau bekerja keras saya optimis bisa tercapai. Untuk tahun 2012 saja Bulog mampu membeli beras dari petani sebanyak 2,6 juta ton," katanya.
Menyinggung tempat pengeringan padi, Menteri mengatakan, PT Pertani dalam tahun ini akan membangun sebanyak 100 unit pengering padi yang tersebar di berbagai tempat. Alat itu diharapkan akan bisa membantu petani khususnya untuk mengeringkan padinya.
Mengenai pupuk, Dahlan mengatakan sudah tidak ada yang melakukan penumpukan pupuk. "Saya sekarang sudah tidak mendengar lagi ada pedagang yang melakukan penimbunan pupuk dan ini berarti sudah berjalan sesuai mekanisme yang diminta oleh petani," katanya.
Pewarta: Oleh Joko Widodo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013