Bandung (ANTARA News) - PT Kereta Api (Persero) mentargetkan kenaikan tarif kereta api kelas ekonomi sebesar 46 persen pada 2006 ini terkait semakin meningkatnya ongkos operasional perusahaan tersebut. "Kita sudah mengusulkan kepada Menteri Perhubungan soal kenaikan tarif KA kelas ekonomi sebesar 46 persen, dan mudah-mudahan dapat terealisasi pada 2006 ini," kata Ronny Wahyudi, Direktur Utama (Dirut) PT KA (Persero) kepada pers di Bandung, Kamis. Menurut Ronny, usulan kenaikan tarif tersebut harus dibicarakan dengan pihak terkait seperti Menhub, sebab tarif kelas ekonomi yang diterapkan saat ini terhitung rendah sekali. Rendahnya tarif kelas ekonomi itu dapat terlihat pada tarif KA kelas ekonomi jurusan Rangkasbitung-Jakarta yang hanya Rp2.500 per orang, padahal kenaikan tarif BBM mencapai 200 persen, dari Rp2.100 per liter menjadi Rp4.800 per liter. "Jadi tarif KA kelas ekonomi sudah tidak bagus untuk operasional, sehingga diusulkan kepada pemerintah mengenai pentingnya kenaikan tarif itu," katanya seraya menyebutkan bahwa usulan kenaikan tarif tersebut masih dirundingkan, terutama tentang berapa dan bagaimana besaran kenaikan tersebut. Hal senada diungkapkan Direktur Personalia dan Umum PT KA (Persero), Amien Abdurachman yang mengatakan bahwa PT KA (Persero) sejak kenaikan harga BBM tidak pernah melakukan penyesuaian ongkos produksi. "PT KA masih menggunakan ongkos produksi sesuai harga BBM yang lama, dan akibatnya kita harus `nombok`," katanya. Tentunya, menurut Amien, PT KA (Persero) harus menyesuaikan dengan besaran harga BBM yang berlaku sekarang, sehingga akhirnya PT KA (Persero) mengusulkan kepada pemerintah untuk menaikkan tarif KA kelas ekonomi, dan usulan itu sendiri sudah disampaikan kepada pemerintah sejak sebulan lalu. Khusus mengenai penerimaan subsidi atau Public Service Obligation (PSO) dari pemerintah pada 2006, lanjutnya, PT KA (Persero) memperoleh Rp350 miliar dari usulan Rp505 miliar. "Setidaknya PSO tahun ini dapat dipenuhi sekitar 70 persen dari pengajuan atau meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya dipenuhi 30 persen," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006