Penilaian awal kami adalah penculikan ini bermotif kriminal."
Kairo (ANTARA News) - Sejumlah orang bersenjata bertopeng di Semenanjung Sinai, Mesir, menculik dua wisatawan berkewarganegaraan Israel dan Norwegia, kata beberapa pejabat Mesir dan Israel, Jumat.
Kedua orang itu sedang bepergian dengan mobil di daerah antara kota-kota pesisir Taba dekat perbatasan Israel dan Dahab ke arah selatan, ketika orang-orang bersenjata Badui dengan sebuah truk pickup menangkap mereka, kata sumber-sumber keamanan Mesir, lapor AFP.
Badan-badan keamanan Mesir segera menghubungi penculik untuk berusaha membebaskan mereka, tambah sumber-sumber itu.
Tampaknya warga Israel itu tidak menjadi sasaran khusus penculikan karena kewarganegaraannya, kata dua pejabat Israel di Yerusalem.
"Penilaian awal kami adalah penculikan ini bermotif kriminal," kata seorang pejabat Israel.
Pada 7 Maret, dua warga Inggris diculik oleh orang-orang suku Badui di Sinai, namun segera dibebaskan setelah negosiasi dengan aparat-aparat keamanan.
Suami-istri Inggris itu diculik di sebuah bank ketika mereka pergi ke arah kota pesisir Laut Merah, Sharm el-Sheikh, kata seorang pejabat kepolisian itu.
Para penculik mengatakan kepada wartawan, mereka menuntut pembebasan empat orang yang ditahan atas tuduhan penyelundupan senjata.
Televisi pemerintah mengidentifikasi kedua korban sebagai kepala sebuah perusahaan perminyakan dan istrinya.
Orang-orang Badui menyerang sejumlah kantor polisi, memblokade akses-akses jalan dan menyandera orang untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka pada perlakuan buruk terhadap mereka oleh Kairo dan untuk mendorong pembebasan para kerabat mereka yang dipenjarakan.
Suku-suku di wilayah selatan membantah keterkaitan dengan kelompok muslim garis keras yang melawan aparat keamanan untuk memperebutkan kendali atas wilayah utara semenanjung yang terkucil itu.
Tahun lalu dua wanita AS diculik di daerah itu pada Februari, namun pihak berwenang Mesir merundingkan pembebasan mereka beberapa jam kemudian.
Pada 10 Februari, kelompok bersenjata Badui menculik tiga wanita Korea Selatan dan pemandu wisata Mesir mereka di Semenanjung Sinai.
Ketiga wanita itu sedang kembali dari biara bersejarah St Catherine menuju kota kawasan Laut Merah, Sharm el-Sheikh, ketika mereka diculik dan dibawa dengan sebuah mobil pickup.
Penculik menuntut pembebasan orang suku mereka yang ditahan pihak berwenang Mesir, kata beberapa pejabat.
Suku Badui di Sinai Utara juga menyandera singkat 25 orang China yang dipekerjakan oleh sebuah pabrik semen milik militer, untuk menuntut pembebasan kerabat muslim mereka yang ditahan terkait dengan serangan-serangan bom di kawasan pesisir Laut Merah di semenanjung itu antara 2004 dan 2006.
Sinai yang berpenduduk jarang memiliki sejumlah lokasi wisata yang paling menguntungkan, namun juga menjadi tempat tinggal bagi penduduk Badui yang sebagian besar miskin dan tidak puas. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013