... Kita mau Bali tidak serakah... "Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Cukup jarang otokritik tentang Bali dilontarkan. Kali ini dari Raja Majapahit Bali, Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan XIX, yang mengatakan, sebaiknya Sulawesi Tengah jangan meniru Bali tentang kepariwisataan sebelum budaya setempat tertanam kuat untuk menerima arus wisatawan mancanegara.
"Jangan sekali-kali meniru Bali, silahkan diambil positifnya saja," kata dia, saat bertemu dengan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Sudarto, di Palu, Jumat sore. Lebih lagi, dia menyatakan, "Hati-hati dengan lonjakan pariwisata, saya tidak ingin lonjakan pariwasata meminggirkan masyarakat setempat."
Dia ada di Palu memberikan medali kehormatan Istana Mancawarna Tampaksiring Cihna Dalem Abhiseka dan pemberian penghargaan dari Pusat Hindu Indonesia kepada Sudarto sebagai tokoh pluralisme di Sulawesi Tengah.
Dalam pertemuan disaksikan tokoh-tokoh adat Kaili dan Jawa itu, dia memberikan masukan dan kritikan. Kata dia, "Kemajuan pariwisata di Bali juga berdampak negatif." Yang paling menyolok mata akulturasi budaya dan penyerapan nilai-nilai dan perilaku wisatawan mancanegara secara serta-merta oleh masyarakat setempat di banyak banjar di Bali.
"Setiap tahun ada 7 juta wisatawan ke Bali, sementara penduduk Bali sendiri hanya 3,5 juta. Kami sekarang berusaha mengurangi angka wisatawan. Kita mau Bali tidak serakah dengan pariwisatanya sehingga wisatawan harus terdistribusikan," katanya.
Sebelumnya, persatuan pemuda adat Badung menyatakan bahwa kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya sudah "murahan". Banyak kejadian tidak menyenangkan di sana berawal dari perilaku turis mancanegara yang berlatar belakang dari kalangan menengah bawah di negara asal masing-masing
(A055)
(A055)
Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013