Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, mengharapkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara RI Jakarta, yang sedang dibahas di Pansus DPR, dapat segera diselesaikan dan gagasan megapolitan dapat segera direalisasikan. Dalam apel bendera memperingati HUT ke-479 Kota Jakarta, Kamis, ia mengatakan dengan UU No 34 tahun 1999, kedudukan Jakarta sebagai ibukota negara mempunyai landasan hukum yang kuat untuk berkembang sebagai kota metropolitan yang benar-benar representatif dan kompetitif serta sejajar dengan kota-kota besar lain di dunia. "Berbicara mengenai masa depan, dengan memperhatikan kondisi objektif Jakarta saat ini sebagai kota yang "overloaded", kita akan memasuki kancah pemikiran megapolitan Jabodetabekjur," katanya. Menurut dia, tahun 2002-2007 merupakan tahap pembangunan dengan memberikan skala prioritas tinggi pada masalah transportasi, penanganan banjir, pengolahan sampah, pembangunan rumah susun, penataan dan pelestarian lingkungan, pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan masyarakat kelurahan. Dia menyebut keseluruhan program-program itu dengan nama "dedicated program". "Dedicated Program" tersebut sampai saat ini terus dilaksanakan dan dapat selesai akhir 2007, kecuali proyek-proyek yang karena jenis dan sifatnya harus diselesaikan dalam tahun jamak (multi years), katanya. Salah satu program pembangunan yang menjadi skala prioritas tinggi adalah bidang pendidikan karena peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting sebagai investasi jangka panjang. Pada 2006 ini, Pemda DKI Jakarta mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 21 persen dari total APBD. Dia berharap kepada semua jajaran pegawai Pemprov DKI secara bertahap terus meningkatkan alokasi anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan. "Persentase ini merupakan alokasi terbesar anggaran pendidikan dibandingkan dengan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia," ujarnya. Dalam sambutannya itu, Sutiyoso juga mengajak warga kota Jakarta untuk mencegah aksi anarkis demi menjaga keamanan dan ketertiban Kota Jakarta. "Keamanan dan ketertiban merupakan harga mati yang tidak mungkin ditawar-tawar lagi, katanya. Apel Bendera ini dihadiri para pejabat dan pegawai di kalangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Peserta yang hadir mengenakan pakaian khas Betawi. Untuk perempuan mengenakan kebaya "Encim", sedangkan laki-lakinya mengenakan baju koko putih, peci hitam, dan sarung yang diselempangkan di lehernya. Setelah apel selesai, para peserta apel disuguhi hiburan berupa pergelaran musik dan tarian khas Betawi. Beberapa peserta apel terlihat ikut berjoget diiringi alunan musik khas budaya asli warga Jakarta itu. Apel bendera ini merupakan rangkaian acara memperingati HUT ke-479 Kota Jakarta. Setelah menghadiri apel itu, Gubernur Sutiyoso mengikuti sidang paripurna DPRD DKI Jakarta. Rangkaian acara peringatan HUT Kota Jakarta itu juga diisi oleh malam resepsi Kamis malam (22/6) di Silang Barat Monas. Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB itu diisi dengan atraksi kebudayaan berupa Ondel-ondel, Gambang Kromong, dan penyajian makanan dan minuman khas seperti Kerak Telor, Laksa, Ketoprak, dan es Doger. Malam resepsi juga dimeriahkan pertunjukan laser dan air mancur menari yang terletak di dekat Patung Diponegoro di dalam kompleks Silang Monas. Pada Jumat-Minggu (23-25 Juni) digelar pula pameran sepeda di Semanggi Expo dan penyelenggaraan "Jakarta Anniversary Bike Week". Selama tiga hari itu digelar demo mengendarai sepeda, khususnya motor secara aman. Sebelumnya, HUT DKI Jakarta juga dimeriahkan dengan "Jakarta Great Sale", program potongan belanja di pusat-pusat perbelanjaan selama sebulan penuh 14 Juni-14 Juli 2006 dan pameran "Jakarta Fair" 15 Juni-16 Juli 2006 yang berlangsung di arena Pekan Raya Jakarta Kemayoran Jakarta Pusat. (*)

Copyright © ANTARA 2006