Washington/New York (ANTARA) - Tujuh perusahaan teknologi yang mengembangkan kecerdasan buatan (AI) secara sukarela telah berkomitmen kepada Pemerintah AS untuk mengambil langkah-langkah keamanan, kata Gedung Putih.
Salah satu langkah itu adalah memberi tanda air (watermark) pada konten yang dihasilkan oleh AI.
Ketujuh perusahaan itu adalah OpenAI, Alphabet (Google), Meta Platforms, Anthropic, Inflection, Amazon.com dan Microsoft.
Mereka berjanji untuk menguji sistem secara menyeluruh sebelum dirilis dan berbagi informasi tentang cara mengurangi risiko serta berinvestasi di bidang keamanan siber.
Langkah itu dinilai sebagai kemenangan Pemerintah AS di bawah Presiden Joe Biden dalam mengatur teknologi AI, yang mencatat peningkatan investasi dan meraih popularitas di kalangan pengguna.
"Kami menyambut baik inisiatif Presiden mengumpulkan pelaku industri teknologi untuk menyusun langkah-langkah konkret yang akan membantu membuat AI lebih aman dan lebih bermanfaat bagi publik," kata Microsoft dalam sebuah tulisan blog pada Jumat.
Sejak AI penghasil konten (generative AI) seperti ChatGPT menjadi sangat populer tahun ini, badan-badan legislatif di seluruh dunia mulai mempertimbangkan bagaimana mengurangi bahaya dari teknologi baru itu terhadap keamanan nasional dan ekonomi.
AS tertinggal dari Uni Eropa dalam mengatur kecerdasan buatan. Pada Juni, para anggota parlemen Uni Eropa menyetujui sejumlah draf aturan yang mengharuskan sistem seperti ChatGPT mengungkapkan konten yang dihasilkan oleh AI, membantu membedakan gambar tiruan (deep-fake) dari aslinya, dan memastikan perlindungan terhadap konten ilegal.
Anggota Senat AS Chuck Schumer pada Juni menyerukan "undang-undang komprehensif" untuk meningkatkan dan memastikan perlindungan dari teknologi AI.
Kongres AS sedang mempertimbangkan sebuah undang-undang yang akan mewajibkan iklan politik memberi informasi apakah AI digunakan dalam pembuatan gambar atau konten lainnya.
Biden, yang menerima para eksekutif dari tujuh perusahaan itu di Gedung Putih pada Jumat, juga sedang menyusun perintah eksekutif dan aturan bipartisan tentang teknologi AI.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, ketujuh perusahaan itu berkomitmen untuk mengembangkan sistem watermark pada semua bentuk konten (teks, gambar, audio, dan video) yang dibuat dengan AI sehingga pengguna tahu bahwa teknologi itu telah digunakan.
Tanda air yang tertera pada konten secara teknis, kemungkinan akan memudahkan pengguna mengenali gambar atau audio tiruan.
Konten visual tiruan itu bisa saja, misalnya, memperlihatkan kekerasan yang sebetulnya tidak terjadi, menciptakan skema penipuan yang lebih canggih, atau memanipulasi foto seorang politikus untuk merusak nama baiknya. Belum jelas bagaimana watermark itu akan terlihat saat konten buatan AI disebarkan.
Ketujuh perusahaan tersebut juga berjanji untuk fokus melindungi privasi pengguna seiring perkembangan AI. Mereka juga berjanji untuk memastikan bahwa teknologi itu bebas dari bias dan tidak dipakai untuk mendiskreditkan kelompok-kelompok rentan.
Komitmen lainnya adalah mengembangkan solusi AI untuk masalah-masalah ilmiah seperti penelitian medis dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Sumber: Reuters
Baca juga: Apple kembangkan teknologi AI mirip ChatGPT
Baca juga: Google tengah uji coba AI ciptakan "background" untuk Meet
Baca juga: Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya bahas risiko AI
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023