Adanya rencana investasi di sektor elektronika itu tidak terlepas dari dampak positif kebijakan pemerintah yang memperketat pengawasan barang impor dan masih menjanjikannya pasar Indonesia,"
Medan (ANTARA News) - Sejumlah investor elektronika khususnya produk telepon selular tahun 2013 akan membuka pabrik di Indonesia.
"Adanya rencana investasi di sektor elektronika itu tidak terlepas dari dampak positif kebijakan pemerintah yang memperketat pengawasan barang impor dan masih menjanjikannya pasar Indonesia," kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Triarso, di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu menjawab pertanyaan wartawan usai Sosialisasi Ketentuan Impor Telepon Selular, Komputer Genggam dan Komputer Tablet yang dihadiri para pengusaha, asosiasi berbagai produk hingga instansi dan lembaga di Medan.
Peraturan tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu dan diikuti keharusan importir mendapat Penetapan Importir Terdaftar dan Persetujuan Impor untuk telepon selular, komputer genggam dan komputer tablet dari Kementerian Perdagangan membuat barang itu tidak bisa dengan begitu mudah masuk, dijual bebas dengan mutu yang tidak standar.
Apalagi sebelum mendapatkan Persetujuan Impor, importir juga harus mendapatkan Tanda Pendaftaran Produk (TPP) Impor dari Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Tenologi Tinggi, Kementerian Perindustrian dan termasuk Sertifikat Alat dan Perangkat Telekomunikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Disamping untuk melindungi konsumen dari barang yang tidak memenuhi standar, kebijakan pemerintah itu sendri memang untuk menarik investasi.Masa Indonesia terus-terusan jadi serbuan barang impor, mengapa tidak jadi tempat investasi produk itu," kata Triarso.
Dia menolak menyebutkan jumlah pasti dan termasuk nama perusahaan calon investor serta daerah yang djadikan lokasi pabrik, dengan alasan takut mengganngu rencana investasi pengusaha asing tersebut.
"Yang pasti akan ada segera beberapa pabrik elektronika yang akan beroperasi di Indonesia tahun ini.Bukan hanya rencana tetapi sudah pasti," katanya.
Dia mengakui, dewasa ini, pabrik elektronika banyak beroperasi di China menyusul infrastruktur khususnya jalan yang lebih baik di negara itu dibandingkan di Indonesia.
"Soal keterampilan tenaga kerja Indonesia ternyata lebih bagus dari di China. Indonesia harus mengakui masih kalah di infrastruktur dan karena itu pemerintah sedang fokus pada perbaikan dan peningkatannya," katanya.
Direktur Impor Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengakui, impor HP, komputer genggam dan komputer tablet terus meningkat pesat setiap tahunnya yang mengindikasikan bahwa pasar dalam negeri cukup bagus.
Pada 2012 misalnya, volume impor ketiga produk itu sudah sebanyak 53.127.970 unit senilai 2,099 miliar dolar AS atau naik pesat dibandingkan tahun 2009 yang masih 24.952.551 unit sebesar 1,620 miliar dolar AS.
Paling banyak impor berupa HP dimana pada 2012 sebanyak 52.350.970 unit dengan nilai 1,965 miliar dolar AS.
"Kalau banjirnya produk impor itu tidak diikuti dengan mutu yang standar tentunya merugikan konsumen.Terus sayang juga kan kalau pasar yang potensial itu hanya dinikmati perusahaan dari luar negeri sehingga tentunya perlu menarik investor ke dalam negeri," katanya.
(E016/Z003)
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013