Singapura (ANTARA) - Harga minyak Brent naik di perdagangan Asia pada Jumat sore, karena pasar menilai prospek stimulus ekonomi di China setelah data ekonomi yang lemah, penurunan persediaan di AS dan pemotongan pasokan dari produsen-produsen utama.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 68 sen menjadi diperdagangkan di 80,32 dolar AS per barel pada pukul 06.00 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 65 sen menjadi diperdagangkan di 76,30 dolar AS per barel.
Brent berada di jalur untuk ditutup naik 0,6 persen minggu ini, sementara WTI ditetapkan untuk naik 1,2 persen, yang akan mewakili kenaikan minggu ke empat berturut-turut untuk kedua harga acuan tersebut.
Angka-angka ekonomi China yang lemah telah membatasi harga sepanjang pekan. Konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu minggu ini membukukan pertumbuhan yang mengecewakan pada produk domestik bruto kuartal kedua, mengangkat kemungkinan ekonomi gagal mencapai target pertumbuhan tahunan 5,0 persen.
Baca juga: Rusia isyaratkan pasang kuota ekspor minyak
Namun, sentimen di pasar komoditas meningkat karena harapan pemerintah pusat akan meluncurkan lebih banyak langkah stimulus untuk mendukung perekonomian China.
Harga minyak mentah yang lebih tinggi datang "karena komentar positif pada stimulus China dan mengabaikan dampak dari indeks dolar AS yang lebih kuat," kata analis National Australia Bank dalam sebuah catatan.
Pada Rabu (19/7/2023), Beijing mengumumkan akan merumuskan rencana untuk menstabilkan pertumbuhan di 10 sektor, serta meningkatkan dukungan untuk perusahaan-perusahaan swasta.
Mendukung harga, data baru-baru ini, termasuk inflasi yang lebih rendah dari perkiraan dan pertumbuhan pekerjaan yang moderat, telah meyakinkan banyak investor dan analis bahwa kenaikan suku bunga Juli yang diharapkan oleh Federal Reserve akan menjadi yang terakhir dari siklus pengetatan saat ini.
Baca juga: Minyak stabil di Asia, data China yang lemah imbangi penurunan stok AS
Fundamental pasokan juga telah memberikan dukungan terhadap sentimen pasar.
"Bukti pemotongan pasokan dari Arab Saudi dan Rusia telah menjadi pemicu rebound harga bulan ini," kata analis dari ANZ Bank dalam catatan klien.
Pada awal Juli, Riyadh mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga Agustus, sementara Moskow mengatakan akan memangkas ekspor sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus.
"Ketatnya pasokan itu sudah terlihat di persediaan," kata ANZ.
Persediaan minyak mentah AS turun minggu lalu, didukung oleh lonjakan ekspor minyak mentah serta pemanfaatan kilang yang lebih tinggi, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan pada Rabu (19/7/2023).
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023