Singapura (ANTARA) - Dolar AS stabil di awal sesi Asia pada Jumat, ketika data menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja AS dapat menyebabkan Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, sementara yen menguat setelah inflasi konsumen inti Jepang kembali mengalami percepatan pada Juni.
Pertemuan bank sentral dari Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat dijadwalkan minggu depan, dengan investor menganalisis data untuk mengukur jalur kebijakan moneter yang kemungkinan akan mereka buat dengan lebih baik.
Yen Jepang menguat 0,08 persen menjadi 139,97 per dolar setelah indeks harga konsumen inti nasional naik 3,3 persen pada Juni dari tahun sebelumnya, sesuai dengan rata-rata perkiraan pasar, tetapi tetap di atas target 2,0 persen bank sentral Jepang (BoJ).
Data mendukung kemungkinan BoJ akan merevisi perkiraan inflasi tahun ini dalam proyeksi baru yang akan dirilis minggu depan.
Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia (CBA), mengatakan ekspektasi pasar untuk pengetatan kebijakan BoJ telah surut.
"Jendela bagi BoJ untuk memperketat kebijakan semakin menyempit," kata Kong.
Ia menambahkan bahwa kasus dasar CBA adalah agar BoJ mempertahankan kebijakan moneter tidak berubah tahun ini.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda awal pekan ini mengatakan Jepang masih jauh dari mencapai target inflasi bank 2,0 persen secara berkelanjutan, memadamkan spekulasi bahwa tweak untuk kontrol kurva imbal hasil akan terjadi minggu depan.
Yen telah tergelincir sekitar 1,0 persen terhadap dolar minggu ini dan berada di jalur untuk menghentikan kenaikan dua minggunya.
Sementara itu, data semalam menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu, menyentuh level terendah dalam dua bulan di tengah pengetatan pasar tenaga kerja yang sedang berlangsung.
Ryan Brandham, kepala pasar modal global, Amerika Utara di Validus Risk Management mengatakan angka klaim pengangguran kini telah kembali ke kisaran sehat setelah sedikit meningkat pada awal Juni.
"Pasar tenaga kerja AS terus menunjukkan ketahanan terhadap kenaikan Fed sebelumnya. Hasil ini tidak akan menghalangi FOMC untuk melanjutkan kenaikan minggu depan."
Pasar memperkirakan kenaikan 25 basis poin dari Fed minggu depan dan kemungkinan bank sentral AS untuk terus menaikkan suku bunga setelah data.
Terhadap sekeranjang mata uang, dolar naik 0,03 persen pada 100,78, setelah menguat 0,5 persen sesi sebelumnya. Indeks berada di jalur untuk kenaikan 1,0 persen dalam seminggu.
Euro naik 0,04 persen menjadi 1,1132 dolar, setelah turun 0,6 persen pada Kamis (20/7/2023). Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 27 Juli, menurut semua ekonom dalam jajak pendapat Reuters, sebagian besar dari mereka sekarang juga memperkirakan kenaikan lain pada September.
Dolar Australia turun 0,28 persen menjadi 0,676 dolar AS, sedangkan kiwi turun 0,34 persen menjadi 0,621 dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat, klaim pengangguran angkat spekulasi kenaikan suku bunga
Baca juga: Emas jatuh karena dolar AS menguat dipicu spekulasi kenaikan bunga Fed
Baca juga: Aussie melonjak setelah data ketenagakerjaan lampaui perkiraan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023