Kuncinya terletak pada kolaborasi dan kemampuan bank tertanam dalam suatu ekosistem.
Jakarta (ANTARA) - Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago Andy Djiwandono menilai, prinsip kolaborasi yang didukung oleh adopsi teknologi menjadi kunci utama bagi bank-bank kecil untuk dapat bersaing pada era saat ini.

“Kuncinya terletak pada kolaborasi dan kemampuan bank tertanam dalam suatu ekosistem. Fungsi dasar sebuah bank tetap bisa dijalankan secara minimalis berkat teknologi dan dukungan ekosistem,” kata Andy dalam acara ‘Indonesia Data and Economic Conference’ (DEI) 2023, di Jakarta, Kamis.

Hal itu disebabkan ketika adopsi teknologi mulai berkembang secara masif dalam lanskap industri keuangan Indonesia, bank kecil menengah bakal sulit menyejajarkan diri, apalagi ikut berkompetisi. Butuh investasi dan modal besar untuk meningkatkan skala bisnis agar mampu menggerakkan ekonomi.

Oleh karena itu, Andy menilai prinsip kolaborasi harus menjadi prinsip utama yang dipegang oleh bank saat ini. Berbekal prinsip tersebut, Bank Jago saat ini memilih strategi penyaluran kredit melalui kolaborasi (partnership lending) dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan financial technology (fintech), multifinance, dan lembaga keuangan lainnya.

“Inilah cara kami dalam berkontribusi menggerakkan ekonomi. Kami melihat kolaborasi adalah cara yang efektif untuk membantu memberikan pembiayaan kepada nasabah secara cepat dengan risiko terukur,” ujarnya.

Lebih lanjut, Andy memberikan contoh kolaborasi Bank Jago dengan PT BFI Finance Tbk. Kerja sama tersebut bergerak di bidang pembiayaan (joint financing) senilai Rp2 triliun. Mekanismenya, Bank Jago memberikan fasilitas pendanaan ke BFI dalam bentuk joint-financing serta pinjaman berjangka yang nilainya cukup besar.

Selain kerja sama pembiayaan, BFI Finance dan Bank Jago juga menjajaki berbagai peluang kolaborasi lain yang saling menguntungkan, seperti kemudahan dalam hal pembukaan rekening.

Jauh sebelum BFI Finance, Bank Jago sudah lebih dulu berkolaborasi dengan ekosistem GOTO melalui integrasi aplikasi. Kerja sama tersebut akan terus diperluas sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pengguna.

Andy mengatakan, berkat strategi kolaborasi tersebut, hingga kuartal I-2023 penyaluran kredit Bank Jago telah mencapai Rp10,84 triliun, tumbuh 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,15 triliun.

“Kami juga melihat kebutuhan pembiayaan masih besar dan terdapat segmen yang belum terlayani. Maka itu, kami sedang mengkaji dan mengembangkan produk/layanan pembiayaan berbasis aplikasi,” katanya pula.
Baca juga: Pengguna Bibit yang terhubung dengan Bank Jago tumbuh 60 persen
Baca juga: Pengelola Bibit: Kolaborasi di jagat digital percepat adopsi investasi

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023