PBB (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa pada Rabu mengecam pemberontak Republik Afrika Tengah yang telah melancarkan serangan dan mengancam permusuhan baru melawan pemerintah.

Dewan 15-anggota menyatakan "keprihatinan yang kuat" atas meningkatnya ketegangan baru di negara raksasa Afrika itu pada saat Presiden Francois Bozize memerintahkan pembebasan para tahanan politik dalam upaya mencegah konfrontasi dengan para pemberontak, lapor AFP.

Para anggota Dewan Keamanan juga "mengutuk serangan yang dilakukan baru-baru ini oleh pemberontak dari koalisi Seleka, khususnya di Bangassou dan wilayah sekitarnya, serta ancaman kembalinya permusuhan," kata satu pernyataan.

Seleka melancarkan serangan pada 10 Desember dan nyaris mencapai ibu kota Bangui. Para pemberontak menuduh pemerintah gagal menjaga janji berdasarkan perjanjian masa lalu, tetapi menandatangani perjanjian baru pada 11 Januari.

Berdasarkan kesepakatan itu, seorang anggota oposisi, Nicolas Tiangaye, menjadi kepala pemerintah persatuan nasional yang melaksanakan reformasi nasional sebelum pemilu tahun depan.

Seleka menahan lima menteri dari pemerintah baru pada Minggu, termasuk anggota koalisi pemberontak, untuk mendukung tuntutan konsesi mereka kepada pihak berwenang.

Bozizi pada Rabu menawarkan untuk membebaskan para tahanan politik dan mengakhiri jam malam, tetapi pemberontak mengatakan itu saja tidak cukup.

Dewan Keamanan mengatakan, masalah baru "membahayakan stabilitas" Republik Afrika Tengah, satu negara yang terkurung daratan dari dan 4,4 juta orang terganggu oleh ketidakstabilan sejak kemerdekaannya pada tahun 1960.

Bozize mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 2003. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013