Bandung (ANTARA) - Sebanyak 15.096 UMKM yang berada di 1.259 lingkungan rumah ibadah, yang ada di wilayah Jawa Barat (Jabar) sudah terbebas dari "Bank Emok" (rentenir) berkat Program Kredit BJB Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) yang digulirkan Bank BJB bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Jumlah debitur atau penerima manfaat terus meningkat sejak digulirkan pada 2018 hingga 2022. Hingga Juni 2023 tercatat sudah menjangkau 15.096 pelaku usaha UMKM yang berada di 1.259 lingkungan rumah ibadah," kata Pemimpin Divisi Kredit UMKM Bank BJB, Denny Mulyadi saat diskusi Galang Aspirasi Politik (Gaspol) yang digelar PWI Pokja Gedung Sate di Kota Bandung, Kamis.
Program Kredit Mesra kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Bank BJB menjadi solusi untuk terhindar dari rentenir dengan menawarkan pinjaman uang secara cepat tanpa jaminan.
Berdasarkan catatan Bank BJB, jumlah debitur Kredit BJB Mesra pada 2021 awalnya mencapai 6.720 dan sudah menjangkau 520 rumah ibadah, kredit yang disalurkan mencapai Rp25,5 miliar.
Setahun berselang, jumlah debiturnya mengalami peningkatan mencapai 12.475 dan kredit yang disalurkan sekitar Rp52 miliar dengan menjangkau 1.088 rumah ibadah hingga Februari 2023 lalu.
Denny mengatakan, program Kredit BJB Mesra hadir dari visi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yaitu Jabar Juara Lahir Batin.
Orang nomor satu di Jawa Barat ini tidak ingin masyarakat juara batinnya saja, melainkan dengan lahirnya.
Ketika diawal singkatan dari Mesra tersebut adalah Masjid Sejahtera, sebab Ridwan Kamil ingin masyarakat tidak hanya ibadah dan berdoa ke masjid, tetapi ekonomi pun harus tumbuh.
Baca juga: Ridwan Kamil: Kredit Mesra libatkan masjid berantas rentenir
Denny menjelaskan, Bank BJB saat itu merespon positif ide brilian dari Ridwan Kamil yang notabene pemilik saham melalui Pemprov Jawa Barat, terlebih kredit ini menyasar para pelaku usaha di lingkungan rumah ibadah.
"Secara logika, dalam ibadahnya tenang dan khusu, ekonomi terjamin. Jangan sampai ibadahnya tidak khusu karena memikirkan ekonomi," kata dia.
Menurut dia, sasaran dari Kredit BJB Mesra adalah jemaah yang tercatat dan sering datang ke rumah ibadah dan tidak hanya untuk jemaah masjid, melainkan untuk seluruh jemaah gereja, vihara, kelenteng dan sebagainya.
Denny menuturkan, alasan dipilihnya jemaah lantaran yang mengetahui persis ekonomi sekitar adalah pengurus rumah ibadah sehingga diketahui siapa saja mereka yang harus dibantu.
"Untuk mendapat sisi permodalan, proses mudah, bunga ringan, kita berusaha sesuai tema hari ini, bagaimana melepaskan jemaah dari bank-bank emok atau pinjaman online," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Kecil pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Ucup Yusuf mengatakan Kredit BJB Mesra hadir karena visi misi Ridwan Kamil futuristik, di mana ingin Jawa Barat menjadi juara lahir dan batin.
"Sehingga urusan dua-duanya harus bagus. Ini non-APBD, Bank BJB ada permodalan dari pihak ketiga. Awalnya Rp5 juta, sekarang meningkat Rp10 juta (kreditnya)" kata Ucup.
Ucup mengatakan, latar belakang lain hadirnya Kredit BJB Mesra lantaran UMKM yang mengakses perbankan masih sedikit.
Di samping itu lebih dari 50 persen UMKM pernah mengakses bank emok maupun pinjaman online yang bunganya cukup besar.
"Menurut data BPS, UMKM Jabar memiliki kendala permodalan. 1 juta lebih pelaku UMKM terjerat rentenir dan terancam kemiskinan," katanya.
Herni Hernawati, pelaku UMKM dari Pangandaran mengaku dirinya mengenal Kredit BJB Mesra ketika pandemi melanda dan usahanya terpukul oleh wabah COVID-19 ketika itu.
"Setelah COVID-19 tidak punya modal, dikasih pinjaman sebesar Rp5 juta. Usaha kami bangkit lagi sampai sekarang," kata Herni.
Herni mengaku, usaha yang dijalankannya saat ini adalah makanan ringan.
Di mana omzet dan laba yang didapat cukup untuk membiayai hidupnya sekaligus bisa menolak tawaran Bank Emok.
"Sudah dua kali dapat pinjaman. Kami dibantu, dibina dan didampingi oleh BJB. Bank Emok juga masih datang ke rumah, tapi saya tolak," ujarnya.
Heni salah satu anggota Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Cianjur juga mengaku program ini bisa memberikan kesempatan pada kaum disabilitas mengembangkan usaha.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023