Memang benar anggaran militer berkurang akibat stagnasi ekonomi, namun kondisi tersebut hanya sementara sehingga kami yakin kebijakan penyeimbangan kembali Asia Pasifik dapat dilanjutkan,"
Jakarta (ANTARA News) - Amerika Serikat akan melanjutkan kebijakannya di Asia Pasifik yang dikenal sebagai "pivot" --penyeimbangan kembali dengan meningkatkan kehadiran militer di kawasan-- meskipun anggaran pertahanan negara tersebut berkurang akibat krisis ekonomi.
"Memang benar anggaran militer berkurang akibat stagnasi ekonomi, namun kondisi tersebut hanya sementara sehingga kami yakin kebijakan penyeimbangan kembali Asia Pasifik dapat dilanjutkan," kata Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter di Jakarta, Rabu.
Anggaran militer Amerika Serikat (AS) akan berkurang sebesar 480 juta dolar AS dalam sepuluh tahun mendatang. Departemen Pertahanan AS bahkan masih terancam harus menghemat 500 juta dolar AS lagi jika Kongres tidak menemukan kata sepakat mengenai penyelesaian persoalan "fiscal cliff".
Menurut Carter, berkurangnya anggaran militer AS tidak disebabkan oleh kondisi struktural melainkan hal yang bersifat sementara. Oleh karena itu, belanja pertahanan akan segera kembali besar segera setelah perekonomian negara membaik.
"Setelah ekonomi membaik dan anggaran pertahanan kembali naik, kami akan segera meningkatkan kehadiran militer Amerika Serikat di Asia Pasifik untuk menyeimbangkan kembali konstelasi kekuatan di kawasan," kata dia.
Lebih dari itu, Carter mengatakan bahwa AS bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian Asia Pasifik sebagaimana telah dilakukan pada masa lalu. Kehadiran militer AS telah membuat negara-negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan dapat berkonsentrasi membangun ekonomi sehingga kesejahteraan negara-negara tersebut meningkat.
"Kehadiran kami di Jepang dan Korea Selatan pada masa lalu telah membuat negara ini aman dan demikian sejahter," kata Carter yang berbicara dalam forum Jakarta International Defence Dialogue.
Penyeimbangan kembali wilayah Asia Pasifik adalah respon Amerika Serikat terhadap kebangkitan ekonomi negara-negara Asia. Pertumbuhan ekonomi tinggi yang diraih China, India, Korea Selatan, Jepang dan juga negara Asia Tenggara telah mengubah konstelasi kekuatan dunia.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara-negara tersebut diikuti dengan naiknya anggaran militer sehingga keamanan kawasan berada di bawah ancaman.
China sendiri akan membelanjakan sekitar 114 juta dolar AS pada tahun ini atau naik 10,7 persen dari 2012. Kenaikan anggaran militer China tersebut muncul di tengah persengketaan dengan Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara atas beberapa pulau di Laut China Selatan.
Di tengah situasi itulah, Carter menjelaskan, AS akan meningkatkan kehadiran kekuatan militernya di Asia Pasifik.
(G005/B011)
Pewarta: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013