Pemerintah dan politisi harus `bertarung` menjadi juru bicara, mempublikasikan kepada konstituen, memanfaatkan akses, seperti pendidikan agar kita siap dalam ajang tersebut,"

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VI DPR Aria Bima mengimbau pemerintah bersama politisi lainnya untuk mengkampanyekan ASEAN Economic Community (AEC) 2015 yang dinilai kurang sosialisasi dan promosi.

"Pemerintah dan politisi harus `bertarung` menjadi juru bicara, mempublikasikan kepada konstituen, memanfaatkan akses, seperti pendidikan agar kita siap dalam ajang tersebut," kata Aria dalam diskusi yang bertajuk "Peran Pemimpin Muda dalam Menjaga Stabilitas Politik dan Ekonomi 2014 menjelang ASEAN Economy Community 2015" di Jakarta, Rabu.

Aria menilai kurangya promosi ajang internasional tersebut karena para pemerintah dan politisi tengah fokus pada kepentingan politik menjelang Pemilu 2014.

"Coba kita lihat lebih banyak baliho dan spanduk-spanduk pilkada dan parpol di banding baliho `event` (ajang) besar ini," katanya.

Menurut dia, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui ajang tersebut bahkan cenderung diabaikan.

"Bahaya kalau kita mau perang tapi tidak siap, tetapi akan jauh lebih berbahaya jika kita akan perang tapi tidak tahu. Ini kita sedang berperang dengan pengusaha-pengsaha bukan lagi domestik tapi regional," katanya

Bahkan, dia menambahkan, media pun dipenuhi pemberitaan yang bertema politik dan hukum.

"Lebih banyak berita tentang Hambalang, kasus simulator SIM, bawang merah atau berita yang lebih `seksi`. Bahkan jarang ada yang tahu tentang AEC ini, padahal sudah dideklarasikan sejak 2003 di Bali," katanya.

Namun, dia mengatakan hal tersebut masih bisa diantitipasi dengan memberdayakan pemuda.

"Ini sangat `urgent (penting). Kita belum terlambat dan masih punya waktu. Untuk generasi muda, perjuangan mereka tidak mudah karena ini bukan hanya kompetitor domestk, tetapi juga kompetitor regional," katanya.

Aria menyebutkan promosi tersebut bisa dilakukan dengan kampanye secara masif, pemberdayaan dengan konstituen, memanfaatkan jaringan serta akses kepada pembuat kebijakan.

"Kami masih bisa mendorong terjadinya pencerahan pemberdayaan bagi generasi muda supaya mereka lebih siap dan jelas nantinya mau kemana," katanya.
(J010)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013