"Dengan stock split maka kami akan memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemegang saham publik untuk menikmati hasil kinerja perusahaan," ujar Direktur Keuangan JPFA Herry Wibowo di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan keputusan tersebut akan membuat setiap pemegang satu saham lama JPFA akan memiliki lima saham baru perseroan. Diharapkan aksi korporsi perseroan dapat menambah likuiditas saham JPFA yang ditransaksikan di BEI.
"Saat ini jumlah saham beredar sekitar 2,132 miliar lembar saham dan stock split akan efektif pada 19 April 2013," kata dia.
Tercatat dalam data perdagangan saham BEI Rabu ini (20/3), JPFA berada di posisi Rp8.800 per lembar saham atau melemah sebesar 200 poin.
Sementara terkait kinerja, Senior Vice President, Deputy Head Of Corporate Finance JPFA Putut Djagiri memperkirakan pendapatan pada akhir tahun ini tumbuh 15 persen menjadi sekitar Rp19 triliun dibandingkan perkiraan pendapatan di 2012 sebesar Rp17 triliun.
Ia mengatakan kenaikan pendapatan itu didorong dari pembibitan ayam yang dilakukan sehingga ada kenaikan DOC (day old chicken) sebesar 15 persen menjadi 550 juta ekor ayam. Perseroan juga akan melakukan penambahan mesin pakan ternak.
"Saat ini kami memiliki satu `line` mesin pakan ternak, nantinya mesin itu akan menjadi double," kata dia.
Ia memaparkan penambahan mesin itu untuk pabrik pakan ternak Padang, Lampung, Semarang, Banjarmasin dan Semarang. Sehingga kapasitas produksi perseroan per tahunnya akan naik sebanyak 360 ribu ton dari di 2012 sebanyak tiga juta ton.
Putut mengatakan perseroan telah menyiapkan belanja modal sekitar Rp1 triliun. Sekitar 50 persen dana belanja modal didapatkan dari kas internal dan sisanya dari pinjaman perbankan.
"Saat ini kami sedang melakukan beberapa pembicaraan dengan perbankan," ujarnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013