Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Agum Gumelar mengatakan, pembinaan olahraga di Indonesia jauh tertinggal dari negara lain di kawasan Asia, termasuk Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. "Banyak kendala yang dialami bidang keolahragaan kita, terutama dalam hal pembinaan atlet," katanya saat melantik pengurus KONI Jawa Timur periode 2006-2010 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu malam. Kepengurusan KONI Jatim periode 2006-2010 yang dilantik tersebut, di bawah pimpinan Imam Utomo yang juga Gubernur Jatim dan terpilih secara aklamasi kedua kalinya dalam Musyawarah Olahraga Propinsi (Musorprop) yang digelar pada 23-25 April 2006. Agum menyebut tiga kendala utama yang dihadapi Indonesia dalam pembinaan olahraga, yakni kurangnya dana, fasilitas dan sarana yang terbatas, serta frekwensi pertandingan yang kurang. Dalam hal dana, Agum Gumelar mengakui kondisi keuangan pemerintah saat ini sedang sulit, sehingga tidak mungkin mengandalkan seluruh program pembinaan pada keuangan negara. "Saya sadar, pundi-pundi keuangan pemerintah sangat terbatas. Tapi bukan berarti, pembinaan harus berhenti," katanya. Untuk mengatasi masalah ini, mantan Ketua Umum PSSI ini mengharapkan induk cabang olahraga bisa mengelola program pembinaan atletnya masing-masing. Pada beberapa cabang olahraga, seperti sepakbola, bulutangkis dan basket, induk olahraga sudah mampu mengelola pembinaan atlet dengan baik dan mampu mendatangkan sponsor, tanpa banyak bergantung pada keuangan pemerintah. "Ini yang sekarang sedang terus kita dorong," tambahnya. Kemudian untuk mengatasi keterbatasan fasilitas olahraga, Agum Gumelar berharap adanya "political will", baik dari pemerintah pusat maupun daerah untuk membantunya. "Dalam suatu kesempatan, saya pernah berbisik pada Presiden agar memerintahkan para gubernur membangun fasilitas olahraga bertaraf internasional di masing-masing ibukota propinsi. Tapi tampaknya itu masih sulit dilakukan," ungkap Agum. Selain itu, di kabupaten/kota juga dibangun fasilitas olahraga bertaraf nasional yang bisa digunakan untuk menggelar berbagai event olahraga. "Keberadaan fasilitas olahraga itu bisa mendorong kecintaan masyarakat, terutama generasi muda untuk berolahraga. Kebanggaan terhadap prestasi olahraga pada akhirnya akan menimbulkan rasa nasionalisme," ujarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006