Teknologi itulah yang diusung perusahaan riset Kadence International pada alat K-WEB untuk mengukur ketertarikan konsumen dan ketepatan pesan iklan ataupun kemasan produk.
"Kami membutuhkan 30 responden untuk memperoleh hasil penerimaan mereka terhadap suatu pesan iklan dengan 'brain map'," kata Managing Director Kadence Indonesia, Vivek Thomas, di Jakarta, Rabu.
Vivek menjelaskan otak manusia menerima 55 persen informasi dari mata dibanding indera lain. Alat pelacak mata yang menyerupai perangkat Microsoft Kinect pada K-WEB itu menentukan titik-titik penglihatan seseorang pada tampilan visual iklan atau kemasan produk.
Pelacak mata akan memantau pergerakan pupil mata saat responden dihadapkan pada iklan atau kemasan produk.
Sementara, alat peta pikiran yang direkatkan di kepala akan mengukur gelombang otak ketika menerima tampilan visual itu, beserta kondisi mental pemakainya.
Alat peta pikiran menggunakan konektivitas bluetooth yang dilengkapi penghalau sinyal telepon seluler untuk mendapatkan data akurat secara langsung.
Vivek mengatakan waktu yang dibutuhkan untuk memproses data K-WEB sekitar lima menit dari satu responden.
"Tantangannya, produsen seringkali enggan melakukan riset pasar karena masih menganggap waktu yang dibutuhkan untuk riset terlalu lama," kata Vivek.
(I026)
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013