TransJakarta juga terus menambah pengoperasian bus listrik yang tahun ini direncanakan mencapai 100 unit bus
Jakarta (ANTARA) - BUMD, PT Transportasi Jakarta (TranJakarta) menggandeng Yayasan Institut Sumber Daya Dunia (World Resources Institute/WRI) Indonesia dan Carbon Ethics untuk mengajak penumpang berperan mengurangi emisi karbon.
Kerja sama itu dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman yang ditandatangani antara Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza dengan perwakilan WRI Indonesia dan Carbon Ethics sebagai upaya mengurangi emisi karbon hingga 50 persen pada 2030 dan mewujudkan emisi nol atau "Net Zero Emission" di Jakarta melalui kanal Youtube, Rabu.
"Ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk menciptakan udara yang lebih bersih. Dan TransJakarta sebagai BUMD Pemprov DKI tentunya mengambil peran aktif. Kami meluncurkan perangkat keberlanjutan perusahaan yang kita sebut dengan Bersih, Berdaya, dan Bestari," kata Welfizon di Jakarta, Rabu.
Welfizon menjelaskan pihaknya menyiapkan dua strategi untuk mereduksi emisi karbon. Yang pertama, melalui peningkatan jumlah pelanggan.
Menurut dia, semakin banyak masyarakat yang menggunakan transportasi publik, akan semakin banyak kendaraan pribadi yang ditinggalkan sehingga akan berpengaruh pada jejak emisi karbon.
Kedua, TransJakarta juga terus menambah pengoperasian bus listrik yang tahun ini direncanakan mencapai 100 unit busV.
Adapun melalui kolaborasi dengan WRI Indonesia dan Carbon Ethics, TransJakarta akan memanfaatkan ekosistem jaringan yang sudah terbentuk, yakni melalui satu juta pelanggan untuk terlibat dalam mereduksi emisi karbon.
CEO Carbon Ethic Agung Bimo Listyanu mengatakan pihaknya sudah merancang aplikasi kode batang (QR Code) sehingga penumpang TransJakarta dapat secara sukarela melakukan penanaman mangrove dan memantaunya secara digital.
"Setiap pelanggan TransJakarta dapat berpartisipasi untuk tanam mangrove dan setiap pelanggan yang menanam, bisa mengetahui perkembangan mangrove seperti apa melalui pengawasan digital," kata Bimo.
Adapun berdasarkan riset WRI Indonesia, ada tiga sektor yang menyumbang emisi karbon di Jakarta, yakni pembangkit listrik sebesar 7,9 juta ton CO2, transportasi 13,2 juta ton CO2, dan industri 4,3 juta ton CO2.
"Transportasi darat menjadi penyumbang emisi terbesar karena ketergantungan terhadap kendaraan pribadi. Oleh karena itu, TransJakarta menjadi BUMD yang berperan penting terhadap pengurangan emisi karbon ini karena banyaknya jaringan dan jumlah pelanggan," kata Direktur WRI Indonesia Nirarta Samadhi.
Baca juga: Pemprov DKI kelola sampah elektronik rumah tangga secara gratis
Baca juga: Pemprov DKI bersihkan tumpukan sampah di Pantai Mangrove Muara Angke
Baca juga: Heru minta Dinas Lingkungan Hidup jalankan program RDF dengan baik
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023