Kiev (ANTARA) - Rusia melancarkan serangan udara selama dua malam berturut-turut ke kota pelabuhan di Ukraina, Odesa, tetapi pelabuhan utama itu akan terus menjalankan kegiatan ekspor biji-bijian, kata para pejabat Ukraina, Rabu.
Gubernur Odesa Oleh Kiper mengatakan di media sosial bahwa sistem pertahanan udara berhasil menghadang serangan udara Rusia tersebut.
Ia meminta para warga di wilayah itu untuk tetap berlindung di tempat-tempat yang aman.
Serangan-serangan ke Odesa itu berlangsung setelah Rusia menyatakan akan melakukan pembalasan atas ledakan yang terjadi pada Senin (17/7) di sebuah jembatan yang menghubungkan Rusia ke Semenanjung Krimea.
Rusia menuding Ukraina sebagai pihak yang berada di balik ledakan tersebut.
Tak lama setelah ledakan jembatan terjadi, Rusia menarik diri dari perjanjian biji-bijian yang telah berlangsung satu tahun.
Baca juga: Menlu Ukraina tuduh Rusia bahayakan keamanan pangan global
Langkah Rusia itu disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa bisa menimbulkan kelaparan di seluruh dunia.
"Mereka berusaha menakut-nakuti seluruh dunia, terutama yang ingin mengupayakan koridor biji-bijian ... Ukraina, Turki, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Serhiy Bratchuk, juru bicara badan militer Odesa, pada Rabu.
Angkatan Udara Ukraina memperingatkan bahwa Rusia kemungkinan akan meluncurkan serentetan rudal penjelajah dari Laut Hitam dalam semalaman.
Peringatan soal kemungkinan serangan udara mulai diberlakukan pada Rabu di seluruh wilayah timur Ukraina.
Baca juga: Pelabuhan Odesa dihantam serangan udara Rusia
Belum ada pernyataan dari Rusia soal rentetan serangan tersebut. Para penulis blog militer pro Rusia mengatakan serangan itu berlangsung secara "besar-besaran".
Mereka juga menyebutkan bahwa Moskow mengerahkan rudal dan pesawat nirawak (drone) dalam menyerang Odesa dan wilayah-wilayah lainnya.
Reuters tidak dapat secara independen memastikan kebenaran laporan-laporan tersebut.
Pada Selasa (18/7), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya telah menghantam target-target militer di dua kota pelabuhan Ukraina dalam semalaman.
Kemenhan mengatakan serangan massal itu dilancarkan sebagai pembalasan atas serangan di Jembatan Krimea.
Baca juga: Ledakan kembali hantam Jembatan Krimea, dua orang tewas
Baca juga: Media Ukraina laporkan Kiev memang serang Jembatan Krimea
Baca juga: Rubel jatuh karena harga minyak turun setelah ledakan Jembatan Krimea
Baca juga: Rusia tangguhkan kesepakatan pangan setelah Jembatan Krimea diserang
Sumber: Reuters
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023